Jumat, 31 Oktober 2008

TIGA POLDA DALAM STATUS SIAGA

JAKARTA-CRIMENEWS: Markas Besar Kepolisian RI telah menginstruksikan tiga wilayah Kepolisian Daerah (Polda) untuk meningkatkan keamanan di wilayahnya masing-masing, menjelang, pada saat dan setelah pelaksanaan eksekusi terpidana mati Bom Bali I.


Menurut Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Irjen Pol Abubakar Nataprawira kepada pers di Jakarta, Jumat (31/10/2008), tiga wilayah Polda itu, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Banten.

Polda Jateng diminta meningkatkan keamanannya karena menjadi wilayah tempat pelaksanaan eksekusi sekaligus lokasi penjara ketiga terpidana. Sementara, Polda Jatim dan Polda Banten, menjadi wilayah kampung halaman Amrozi dan Mukhlas, serta Imam Samudra.

"Mabes Polri belum sampai pada kesiapan pengamanan `Siaga 1`, tapi antisipasi keamanan diperketat," kata Kadiv Humas Mabes Polri.

Peningkatan keamanan akan diberlakukan ketiga wilayah kepolisian tersebut terhadap obyek-obyek vital seperti, perwakilan asing, mall, terminal dan stasiun angkutan umum, serta tempat-tempat ibadah.

Sementara itu, Panglima TNI, Jenderal TNI Djoko Santoso, mengatakan, aparat TNI memberikan bantuan pengamanan terkait pelaksanaan eksekusi tiga terpidana mati kasus bom Bali I, sesuai dengan permintaan kepolisian.

"TNI merapat ke polda (kepolisian daerah)," katanya di Magelang, Jumat, usai memimpin wisuda 531 prajurit taruna Akademi TNI tahun 2008, di Lapangan Pancasila, kompleks Akademi Militer (Akmil), lembah Gunung Tidar, Kota Magelang, Jawa Tengah.

Ia mengatakan, Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri), Jenderal Pol Bambang Hendarso Danuri bersama staf, sudah mendatangi dirinya di Markas Besar (Mabes) TNI, di Jakarta belum lama ini, membicarakan pengamanan setiap daerah terkait pelaksanaan eksekusi itu.

Menjelang eksekusi, Pelabuhan Merak dijaga ketat petugas kepolisian Polda Banten. Puluhan personil Brimob Polda Banten dan Kepolisian Pelaksana Pengaman Pelabuhan (KPPP) Merak melakukan operasi terhadap penumpang yang hendak menyeberang Pelabuhan Bakauheni dan sebaliknya.

Penumpang pejalan kaki sebelum masuk ke kapal, terlebih dulu diperiksa petugas. Begitu pula penumpang di atas kendaraan juga mendapat pemeriksaan ketat termasuk barang-barang bawaan mereka.

Kepala KPPP Merak, AKP Sujatna, mengatakan, selama tiga hari terakhir ini pihaknya terus memperketat pengamanan di Pelabuhan Merak menyusul rencana eksekusi. Dia menyatakan, hingga saat ini pihaknya belum menemukan penumpang yang mencurigakan. (Antara/Joe)

Readmore ""

KEWASPADAAN MENJELANG EKSEKUSI


JAKARTA-CRIMENEWS: Eksekusi mati ketiga bomber Bali, Amrozi, Ali Gufron, dan Imam Samudra, dikhawatirkan akan memiliki dampak yang bisa mengganggu keamanan. Karena itu, semua pihak mulai melakukan meningkatkan kewaspadaan.


Pangdam V/Brawijaya Mayor Jenderal TNI Soewarno meminta kepada prajurit dan masyarakat di Jatim agar mewaspadai dampak dari rencana eksekusi itu.

"Wilayah Jatim yang berdekatan dengan Jateng tidak menutup kemungkinan terkena imbas dari rencana eksekusi itu. Karenanya seluruh prajurit TNI dan masyarakat Jatim waspada," kata Komandan garnisun Tetap III itu pada pengarahan untuk prajurit TNI di Surabaya, Jumat (31/10/2008).

Mantan Komandan Paspampres itu minta masyarakat saling bahu membahu meningkatkan keamanan wilayahnya, agar terhindar dari hal-hal yang bisa merugikan, khususnya masyarakat Jatim dan masyarakat Indonesia pada umumnya.

"Masalah Amrozi ini merupakan perkembangan situasi yang harus diwaspadai karena akan dieksekusinya pelaku Bom Bali itu. Menurut informasi, kaki tangan Amrozi Cs akan melakukan tindakan balas dendam terhadap para pejabat hukum yang telah menjatuhkan hukuman," katanya.


Sementara itu, Gubernur Bali, Made Mangku Pastika, menghimbau agar seluruh masyarakat Bali tetap tenang dan tidak bereaksi berlebihan.
"Saya meminta agar rakyat Bali tidak bereaksi secara berlebihan," kata Pastika.

Pastika pun berharap rakyat Bali menghormati proses hukum yang sedang berjalan.

Hal senada juga diungkapkan Ketua DPRD Provinsi Bali, Ida Bagus Putu Wesnawa. Ia mengatakan pelaksanaan eksekusi terpidana bom Bali sudah menjadi wewenang penegak hukum. Wesnawa pun menghimbau masyarakat Bali jangan bersikap berlebihan.

"Setelah dieksekusi ya masyarakat biasa sajalah. Jangan sampai pesta syukuran atau sebagainya," kata Wesnawa.

Rakyat Bali seharusnya sudah cukup senang dengan dijalankannya eksekusi mati terhadap para terpidana. Pasalnya, rencana eksekusi mati para terpidana bom Bali I seringkali mengalami penundaan. (Antara/Joe)

Readmore ""

PRO DAN KONTRA EKSEKUSI




JAKARTA-CRIMENEWS: Eksekusi trio bomber Bali Amrozi, Ali Gufron, dan Imam Samudra, ternyata menimbulkan banyak pro dan kontra, baik di dalam maupun di luar negeri.


Di dalam negeri, Fron Pembela Islam (FPI) Kota Pekalongan, Jawa Tengah, mengecam rencana pengeksekusian hukuman mati terhadap terpidana kasus bom Bali I Amrozi, Mukhlas, dan Imam Samudra karena mereka belum terbukti sebagai pelaku peledakan bom Bali.

"Kami menilai pemerintah terlalu terburu-buru dalam menangani kasus tersebut dengan menetapkan tiga terpidana dihukum mati," kata Ketua Dewan Syuro FPI Kota Pekalongan, Said Sungkar.

Dari Australia diinformasikan, walau pun banyak keluarga Australia yang kehilangan anak dan saudara dalam serangan Bom Bali 12 Oktober 2002,
kelompok gereja di Sydney termasuk di antara pihak-pihak yang tidak mendukung eksekusi terhadap Amrozi cs yang dijanjikan pemerintah Indonesia berlangsung awal November 2008.

"Bagi mereka ini, hukuman mati melanggar hak azasi manusia (HAM). Kelompok agamawan ini menyampaikan aspirasinya lewat surat ke Konsulat Jenderal RI di Sydney," kata Konsul Fungsi Pensosbud KJRI Sydney, Pratito Soeharyo, Jumat, sehubungan dengan reaksi publik Australia terhadap rencana eksekusi Amrozi cs, seperti dikutip Antara.

Bagi kelompok agamawan ini, hukuman mati tidak hanya melanggar hak azasi manusia tetapi juga tidak sesuai dengan tuntunan agama, kata Pratito tanpa hendak merinci nama-nama pengirim surat ke KJRI Sydney berisi penolakan mereka pada hukuman mati bagi ketiga pelaku Bom Bali 12 Oktober 2002 itu.

Penolakan semacam ini pernah disuarakan Amnesti International Australia pada September 2007. Pada saat itu, Amnesti Internasional Australia bahkan mengimbau Pemerintah RI untuk menghentikan persiapan eksekusi terhadap Amrozi cs dan mengganti hukuman mereka dengan "hukuman seumur hidup". (Antara/Joe)

Readmore ""

EKSEKUSI SABTU DI NUSAKAMBANGAN


JAKARTA-CRIMENEWS: Trio bomber Bali Amrozi, Muhklas, dan Imam Samudra, yang sudah dijatuhi hukuman mati oleh pengadilan, akan dieksekusi mati di tiga tempat di Nusa Kambangan, Cilacap, Jawa Tengah, pada Sabtu pekan ini, lapor The Sidney Morning Herald mengutip sebuah sumber di Indonesia, Kamis (30/10/2008.


Harian Australia itu menyatakan, pihak berwenang Indonesia berencana segera memindahkan ketiga jasad pelaku Bom Bali itu melalui helikopter guna menghindari aksi anarkis dari pendukung ketiga pelaku Bom Bali pada 2002 yang menewaskan 202 orang termasuk 88 warga Australia itu.

Rabu kemarin beredar pesan singkat di Jakarta yang berisi peringatan bahwa teroris akan menyerang pusat-pusat perbelanjaan dan tempat-tempat berkumpul ekspatriat.

Polri memang membantah rumor itu, namun pesan singkat itu menunjukkan adanya kekhawatiran bahwa para pengikut Amrozi cs bakal melakukan tindakan teror.

Sumber-sumber di Kepolisian RI, demikian the Herald, menuturkan bahwa rencana eksekusi ketiga pelaku pemboman itu belum pasti benar namun kemungkinan ketiganya akan dieksekusi di tiga tempat berbeda di kawasan hutan sekitar Pulau Nusakambangan.

Eksekusi akan dilaksanakan pada jam yang sama oleh tiga regu tembak berbeda, setiap regu terdiri dari 14 anggota petembak, yang sebagian besar berpengalaman mengeksekusi terpidana mati.

Amrozi cs akan mengenakan pakaian yang akan memandu para anggota regu tembak menemukan sasaran tembakan mereka, yaitu dada Amrozi cs, karena eksekusi akan dilakukan di kegelapan malam. The Herald mengungkapkan, tujuh macam eksekusi seperti ini telah dilakukan sebelumnya.

Salah satu koran utama Australia ini mengungkapkan, karena kejadian teror berlangsung di Bali, maka para jaksa dari Bali akan hadir dalam eksekusi itu sekaligus memberi aba-aba tembakan eksekusi.

The Herald menyebutkan, selain dikawal polisi, Amrozi Cs akan didampingi tokoh agama pilihan mereka, di samping seorang dokter dan para pengacara mereka.

Pengacara senior Amrozi cs, Achmad Cholid, mengungkapkan pada the Herald bahwa enam praktisi hukum telah dipilih untuk menghadiri eksekusi ketiga pelaku Bom Bali itu.

Achmad menerangkan bahwa keluarga para terpidana mati tidak diberitahu, padahal Undang Undang menyebutkan keluarga korban akan diberitahu 72 jam sebelum eksekusi, kendati pada praktiknya ketentuan itu tidak harus dipenuhi.

"Sampai kami tahu pasti hari eksekusi, kami tak mau menentukan ulama dan tempat mereka akan dikubur," kata Achmad.

Menurut the Herald, ketiga pembom ini telah menerima tawaran dari para pendukungnya yang kaya raya untuk dikuburkan bersama dalam pemakaman khusus para syuhada. Ide ini muncul dengan harapan para peziarah bisa menghormati ketiga pembom itu sebagai "syuhada"

Inisiatif ini, menurut the Herald, tidak hanya bakal menyerang (emosi) kebanyakan orang Indonesia, namun juga dianggap sebagai magnet bagi ekstremisme. Namun, Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejagung, Jasman Panjaitan, menyatakan terserah keluarga mau dikuburkan di mana ketiga orang teroris itu.

Biasanya mayat dilimpahkan segera kepada keluarga segera setelah eksekusi dilakukan namun pihak berwenang berhak mengubah ketentuan itu jika ketertiban sosial terancam.

Seorang perwira senior Polri mengungkapan pada the Herald, bahwa pihaknya kemungkinan akan menerbangkan mayat ketiganya untuk dikuburkan di suatu tempat yang tak diketahui orang.

Langkah ini tidak pernah dilakukan sebelumnya dan berisiko karena menurut hukum Islam jenazah tidak boleh dikuburkan lewat dari 24 jam.

Efek lebih buruk lagi adalah evakuasi itu akan menempuh perjalanan yang panjang yang mungkin akan diikuti oleh konvoy media massa, bahkan mungkin dibuntuti kaum fanatik pendukung Amrozi cs.

Dampak lainnya dari eksekusi itu adalah bertepatan dengan kunjungan Pangeran Charles dari Inggris ke Indonesia, dari Sabtu ini sampai 5 November mendatang. (Antara.co.id)

Readmore ""

BOCAH TAK BERDOSA JADI KORBAN




PEKALONGAN-CRIMENEWS: Canda tawa dan keceriaan Makin Muamin (7), tidak akan pernah lagi mengisi ruang-ruang di rumahnya. Ia tewas di tangan Slamet Arofa (16), yang diduga stres. Korban kebiadaban Slamet lainnya adalah Firdaus (3). Kini Firdaus harus dirawat intensif akibat luka bacokan senjata tajam dari Slamet.


Tragedi mengerikan ini terjadi Kamis (31/10/2008) pagi, saat itu Muamin tengah bermain di teras rumahnya, di Desa Jenggot Pekalongan, Jawa Tengah (Jateng). Tiba-tiba datanglah Slamet yang tengah membawa golok. Tanpa banyak bicara, Slamet langsung mengayunkan goloknya dan menebas kepala anak itu.

Beberapa orang yang melihat kejadian itu, langsung berteriak histeris. Sebagian berusaha menolong korban, sebagian lain berusaha merampas senjata tajam di tangan pelaku. Namun pelaku sempat berkelit dan bahkan bisa menyabetkan senjatanya ke arah Firdaus yang sedang dalam gendongan ibunya.

Slamet seperti kesetanan, dua korban sudah terkapar dan berlumuran darah. Melihat kejadian ini, warga semakin marah dan akhirnya mengepung pelaku dan meringkusnya. Massa yang emosi, sempat menghajar pelaku, namun pelaku tidak sampai tewas dan kemudian diserahkan ke polisi.

Naas nasib Muamin, ia tewas saat dalam perjalanan ke RSU Kraton, Pekalongan. Sedang Firdaus masih harus menjalani perawatan intensif akibat luka parah yang yang di deritanya. Kamis sore itu juga, jenazah siswa kelas 2 SDN itu dikebumikan di pemakaman setempat. Sebuah duka mendalam menyelimuti keluarga Muamin.

Kapolresta Pekalongan AKBP Jan De Fretes melalui Kapolsekta Pekalongan Selatan, AKP Ghufron, mengatakan, pelaku sejak dua tahun terakhir dikenal suka mengamuk sehingga membuat takut para tetangganya.

"Dari pemeriksaan sementara, tersangka Slamet diduga mengidap gangguan jiwa sehingga setelah diamankan petugas, tersangka langsung dikirim ke rumah sakit jiwa di Semarang," katanya. (Joe)

Readmore ""

Kamis, 30 Oktober 2008

KORBAN SALAH TANGKAP SERING KALAH MELAWAN POLISI

KASUS salah tangkap, salah prosedur, dan berbagai kesalahan lain yang dilakukan penyidik kepolisian, sepertinya menjadi hal yang biasa dan wajar akhir-akhir ini.



Sebesar apa pun kesalahan yang dilakukan oknum-oknum korp berseragam coklat-coklat itu, tetap tidak bisa menggiring pelakunya --yang jelas-jelas bersalah-- ke pengadilan.

Polisi sering selalu menang dibanding dengan warga yang menjadi korban salah tangkap. Jika ini terus dibiarkan dan tidak diluruskan, akan menimbulkan dampak yang tidak baik bagi Polri dan juga masyarakat.

Bagi Polri, akan muncul oknum-oknum yang merasa kebal hukum. Oknum yang adigang adigung adiguna (sombong dan ingin menang sendiri). Salah atau benar, urusan belakangan. Yang penting, tangkap dan kalau perlu disiksa terlebih dahulu demi mengejar pengakuan.

Sedang dampak bagi masyarakat, akan timbul resistensi dan semakin besar rasa antipati terhadap kepolisian. Jika dini dibiarkan, akan muncul gerakan masa bodoh dan perlawanan yang menggantikan peran serta fungsi kepolisian di masyarakat.

Bagaimana sebenarnya prosedur salah tangkap bisa terjadi dan mengapa sampai saat ini tidak ada langkah pembenahan, berikut hasil wawancara wartawan Suara Karya Joko Sriyono dengan pengajar ilmu kepolisian pascasarjana Universitas Indonesia (UI) Bambang Widodo Umar.

Bagaimana sebenarnya proses penyidikan sebuah kasus?

Langkah awal tindakan polisi dalam mengungkap suatu peristiwa pidana, misalnya pembunuhan, dimulai dari kegiatan petugas reserse dalam mencari barang bukti atau BB di tempat kejadian perkara atau TKP. Kegiatan ini sangat menentukan untuk memperoleh gambaran yang benar tentang suatu peristiwa.

Apakah ada aturan resmi untuk sebuah penyidikan?

Polri memiliki buku petunjuk pelaksana (bujuklak), buku petunjuk administrasi (bujukmin), dan buku petunjuk lapangan (bujuklap) tentang Proses Penyelidikan Tindak Pidana sesuai Skep Kapolri No Pol: Skep/1205/IX/2000 tanggal 11 September 2000. Dalam Skep itu antara lain mengatur prosedur atau tatacara dalam rangka olah TKP, yaitu yang dikenal adanya model spiral, zone, strip, double strip, roda, dan kotak. Model-model itu memberi pentunjuk tentang cara mencari BB.

Di mana terjadinya proses salah tangkap?

Kesalahan bisa terjadi karena petunjuknya kurang jelas, misalnya jika dikaitkan dengan bentuk peristiwa pidana dan bentuk atau kondisi TKP, atau kerena petugas reserse yang tidak cermat dalam mengumpulkan atau mencari BB.

Selain petunjuk yang berisi ketentuan tentang olah TKP, diperlukan juga pentunjuk atau ketentuan tentang pengambilan DNA untuk temuan mayat.

Namun tentang hal ini belum diatur. Bagaimana kriteria mayat yang ditemukan, rusak, setengah rusak atau tidak rusak yang wajib diambil DNA-nya dan yang tidak wajib diambil DNA-nya.

Bisa jadi salah tangkap oleh petugas reserse disebabkan oleh kebiasaan suka mengejar pengakuan dalam memeriksa tersangka daripada mengumpulkan BB secara cermat, teliti, cukup, dan mendalam.

Kemungkinan lain, karena tekanan dari pimpinan yang berambisi mengejar prestasi atau karena beban tugas yang over load tanpa mempedulikan kemampuan anggota, bahkan masih ada yang pergi ke dukun untuk mencari informasi guna membongkar kasus.

Apakah profesionalisme juga menjadi penyebab?

Itu sangat mungkin. Salah tangkap bisa disebabkan karena kurang atau tidak profesionalnya petugas reserse kepolisian. Hal ini bisa menyangkut masalah rekrutmen dan pendidikan.

Rekrutmen terutama berkaitan dengan syarat akademis maupun karakter polisi, sedangkan pendidikan terutama berkaitan dengan kurikulum, metode pengajaran dan teknis pengajaranya sendiri. Dalam pendidikan polisi, cenderung banyak diberikan pengetahuan dibanding dengan ketrampilan.

Padahal, pekerjaan polisi itu lebih menuntut ketrampilan. Ini prosentasenya lebih besar. Juga metode atau cara pengajarannya harus bersifat dialogis, tidak monologis layaknya seperti seorang instruktur dalam pendidikan di militer.

Mengapa hal itu bisa terjadi?

Hingga kini, di lingkungan Polri belum diberlakukan secara tegas ketentuan tentang lapis-lapis kemampuan dalam menangani suatu peristiwa pidana. Karenanya, penanganan peristiwa pidana tidak bisa dipertanggungjawabkan kepada kesatuan di mana peristiwa itu terjadi (locus delicti), tetapi terkait dengan kualifikasi yang menangani.

Bisa saja peristiwa pidana yang rumit terjadi di suatu desa, sebaliknya peristiwa pidana yang sederhana terjadi di kota besar. Maka meski pun kejadian di suatu desa, seperti kasus mutilasi Verry Idham Henyansyah (Ryan), namun jika peristiwa itu rumit, maka yang manangani kasus itu harus berkualifikasi perwira menengah reserse, bukan perwira madya reserse. Untuk itu perlu diberlakukan secara tegas ketentuan tentang lapis-lapis kemampuan dalam penanganan peristiwa pidana.

Di samping kesalahan teknis, bisa juga karena kesalahan taktis. Akuntabilitas polisi dalam menjalankan tugas reserse belum terawasi secara cermat atau kuat. Meski pun sudah ada pengacara dan jaksa yang memfilter suatu peristiwa pidana.

Pengacara mendampingi tersangka sejak diperiksa polisi, dan jaksa memeriksa kelengkapan berkas perkara sebelum diteruskan untuk penuntutan, namun sanksi atas kesalahan-kesalahan yang dilakukan polisi hingga kini belum dapat diselesaikan secara adil dalam lembaga pra-peradilan.

Bagaimana pendidikan di Polri bisa memperkecil kesalahan ini?

Perlu ada pemisahan antara pendidikan bagi penyelidik dengan pendidikan untuk penyidik. Penyelidik itu kegiatan di lapangan dalam proses mencari barang bukti, saksi-saksi, tersangka, dan keterangan-keterangan. Sedangkan penyidik merupakan kegiatan di belakang meja untuk memeriksa seseorang.

Hal ini sangat berbeda dan masing-masing perlu pengembangan pengetahuan dan teknis yang lebih mendalam. Spesialisasi bidang-bidang tersebut hingga kini dalam pendidikan kejuruan dasar atau dikjurdas reserse, pendidikan lanjutan atau dikjurlan reserse, dan pendidikan kejuruan atau dikjur perwira menengah reserse masih disatukan.

Apakah perlu ada lembaga pengawas bagi Polri?

Benar, perlu ada lembaga pengawas. Namun yang diperlukan bukan lembaga seperti Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas), tetapi sebuah lembaga pengawas polisi yang memiliki kewenangan berdasarkan undang-undang untuk melakukan investigasi terhadap polisi yang salah dalam menjalankan tugas.

Lembaga ini perlu dibangun di daerah-daerah untuk mengawasi aktivitas polisi di polres-polres. Keberadaannya akan lebih dekat dengan masyarakat dan mengawasi kepolisian secara langsung.***

Readmore ""

WANITA PERKASA DI TENGAH KUBANGAN TAMBANG TIMAH




Sinar matahari siang itu sangat terik, panasnya seperti ingin menembus topi dan kain pembebat badan Nenek Murni (69) dan Santi (15) cucunya. Namun keduanya seperti tidak peduli. Sambil berendam di air berwarna kecoklatan dan menyiramkan air di sungai buatan dari para penambang timah ke sebuah saringan halus yang berisi pasir-pasir halus warna coklat tua dan hitam, keduanya berusaha menepis panasnya sinar matahari.



"Kalau tidak begini, ya tidak punya uang," kata Nek Murni, yang mengaku telah melakoni kegiatan ngelimbang atau mengumpulkan sisa-sisa biji timah, di bekas lahan pengolahan timah di Desa Trak, Kecamatan Pangkalan Baru, Kabupaten Bangka Tengah, Bangka Belitung (Babel), lebih dari sepempat usianya.

Kerja keras nenek bercucu 18 orang ini, sangat tidak sebanding dengan jerih payahnya. Keduanya harus sudah berada di tengah-tengah kawasan bekas galian seluas lima hektare itu sejak pukul tujuh pagi hingga pukul enam sore. Keduanya harus menempuh perjalanan sekitar setengah jam dengan menumpang sepeda motor para pendulang timah lainnya hingga ke tengah lokasi ngelimbang-nya. Atau kalau tidak ada tumpangan sama sekali, keduanya harus rela berjalan kaki hingga dua jam.

Rute perjalanan yang mereka tempuh, saat ini sudah terasa lebih ringan, karena jalur jalan darat tak beraspal di tengah hutan hingga ke mulut bekas penambangan itu telah diperlebar saat Polda Kepulauan Babel, melakukan operasi besar-besaran anti penambangan timah liar, belum lama ini.

Namun jalan mulai agak sulit saat keduanya harus memasuki hutan, jalurnya kecil dan hanya berupa jalan setapak yang bisa dilewati sepeda motor hingga masuk ke bekas lahan galian. Saat itu kita harus berhadapan dengan kawasan hutan yang gundul, angin pun terasa kering memanas, panas matahari semakin terik.

Sebuah jembatan kayu kecil yang membelah sungai buatan dengan warna air yang sangat keruh, menjemput langkah. Ratusan lahan bekas galian yang berujud kubangan, terlihat mencolok. Luas dan dalam kubangan itu sangat bervariatif, mulai luasan 10 meter persegi dan kedalaman satu meteran, hingga kedalaman duapuluhan meter dan luas ratusan meter persegi.

Dari kubangan-kubangan besar itu, terdengar suara raungan mesin diesel yang menyemprotkan air ke dalam tanah sekaligus menyedot lumpur dan membuangnya ke luar kubangan hingga membuat sebuah anak sungai. Di sinilah butiran-butiran timah ditapis, dipilah dan dikumpulkan oleh pengusaha yang memiliki mesin diesel.

Namun tidak demikian dengan Nenek Murni dan Santi, cucunya. Keduanya hanya mengumpulkan sisa-sisa pasir yang tidak diambil para penambang pemilik mesin diesel. Buah ketekunannya, dalam 13 jam berkubang di air lumpur dan sengatan terik matahari, keduanya maksimal hanya mengumpulkan sekilo "biji tai timah" atau biji timah kualitas paling rendah. Sekilo biji tai timah itu, hanya dihargai Rp 50 ribu.

Minimnya pendapatan Nenek Murni ini, menurutnya, mengantarkan Santi menjadi gadis yang harus meninggalkan sekolah di saat ia baru di bangku kelas empat SD. "Daripada sekolah, mending bantu ngelimbang. Sekolah kan butuh uang, kita susah cari uang," katanya.

Ayah Santi dan kakeknya, juga menggantungkan hidup mereka sebagai kuli harian di penambang timah. Sebagai kuli, mereka cukup gembira mendapatkan gaji Rp 20 ribu per kg biji timah yang diperolehnya bersama kelompok mereka. Tiap kelompok penambang biji timah, biasanya terdiri dari dua hingga empat orang kuli.

Namun kakek Santi saat ini sedang terbaring lemas di rumah dalam kondisi sakit keras. "Kasihan, kakek biar istirahat dulu. Aku saja yang ngelimbang membantu nenek," kata Santi, sambil menutup lengannya yang masih kelihatan putih dari sengatan matahari, menggunakan kain warna gelap yang sudah lusuh.

Satu kelompok kecil penambang biji timah, setiap hari harus mengeluarkan biaya beli solar sebanyak 8 liter dan bensin 10 liter untuk menjalankan sebuah mesin diesel berkapasitas 8 PK. Mesin diesel ini harus menjalankan tugas ganda, sebagai mesin penyemprot air sekaligus pengisap lumpur.

Dengan dua orang kuli, kelompok kecil penambang biji timah ini harus mendapatkan minimal 7 kg biji timah yang bagus, dengan harga berkisar Rp 50 ribu hingga Rp 60 ribu per kilogram. "Itu baru impas, padahal rata-rata kita hanya dapat 5 kilogram. Tapi pernah juga dapat 15 sampai 20 kilogram," kata Andi. Saat ini, Andi mempekerjakan dua orang kuli, Achmad dan Sungalih.

Andi mengakui, ia bersama sekitar tujuh kelompok penambang biji timah lainnya itu hanya memanfaatkan sisa penambangan timah yang sudah tutup dan akan direklamasi untuk dibuat areal pertanian kelapa sawit. "Kita dapat izin dari pemilik lahan untuk menambang sisa timah sampai pelaksanaan reklamasi. Jadi sebelum lubang-lubang galian itu ditimbun, kita masih bisa mencari sisanya di sini," katanya.

Potret kemiskinan yang harus dijalani Nenek Murni dan Andi, hanyalah sebagian kecil dari realita di tengah-tengah jutaan kubangan bekas galian tambang timah di Provinsi Babel. Sangat ironis jika di daerah penghasil biji timah terbesar di dunia itu masih menyisakan kemiskinan permanen yang harus dipikul orang-orang seperti Nenek Murni dan Andi.

Padahal, Babel sebagai world's tin bel (sabuk timah dunia), mempunyai cadangan timah di semua wilayah baik di darat maupun laut. Sejarah pertambangan timah di Pulau Bangka dimulai tahun 1710 dan di Pulau Belitung tahun 1851 yang dilakukan Belanda melalui VOC.

Pertambangan timah sebelum tahun 1998 dilakukan PT Timah Tbk dan PT Koba Tin dengan produksi rata-rata 40 ribu ton per tahun. Sejak tahun 1998, masyarakat Babel mulai berani melakukan penambangan berskala kecil atau tambang rakyat atau tambang inkonvensional, sehingga masyarakat merasakan mudahnya mencari uang.

Dampaknya, pada tahun 2004 terdapat 6.507 unit tambang konvensional. Dari jumlah itu, 199 unit memiliki izin dan 6.308 sisanya ilegal. Kandungan timah di Babel, diyakini memiliki tingkat kemudahan untuk dieksploitasi dan terdapat cukup banyak. Membentuk gugusan mulai di kepulauan hingga lautan. Seharusnya, provinsi yang kaya ini tidak akan pernah memiliki keluarga miskin seperti Nenek Murni dan Andi. (Joe)

Readmore ""

DAMRI MENGARAH KE BUS EKSEKUTIF




JAKARTA-CRIMENEWS: Pada era lima hingga sepuluh tahun lalu, armada Damri identik dengan armada angkutan darat milik pemerintah yang kumuh, kotor, tidak terawat dan khusus angkutan kaum ekonomi lemah. Armada milik korp berseragam biru muda itu, bisa diibaratkan seperti angkutan yang lelet atau lamban.


Identifikasi itu sepertinya tidak terlalu berlebihan, karena yang naik bus Damri bisa dipastikan orang-orang yang berpenampilan lusuh, bersendal jepit, dan membawa tas berukuran besar, juga barang-barang bawaan yang ditaruh di atas kap bus. Kebiasaan para penumpang lainnya itu, selalu membuang sisa-sisa makanan dan juga kulit telor rebus di bawah bangku bus begitu saja.
Bau amis sisa telor rebus, bercampur dengan bau keringat penumpang, keringat awak bus dan juga ceceran oli atau solar, semakin menambah kumuhnya penampilan bus Damri.
Bukan hanya itu, sopir dan awak bus pun tampil tidak rapi. Gaya khas mereka, mengenakan sepatu yang sudah kehilangan warna aslinya dan diinjak bagian tumitnya. Seragam biru muda berlogo sayap warna kuning yang dipakainya tidak dimasukkan dalam celana dan juga tidak dikancingkan. Nampak jelas kaus dalam yang beraneka warna, karena variasi daki dan warna solar.
Semua itu adalah fakta hingga mendekati tahun 2000-an. Kondisi itu bisa kita saksikan dan rasakan pada sepanjang perjalanan bus Damri rute Lampung hingga ke Jawa Timur. Memang menjadi sebuah ironi, armada angkutan darat satu-satunya milik negara yang usianya hampir sama dengan usia republik ini, ternyata masih juga digelayuti armada yang reyot.
Namun situasi itu seakan berbalik 180 derajat kalau kita melihat armada Damri milik Stasiun Bandar Lampung. Dari 44 unit bis yang ada, sebagian besar dalam kondisi bagus, baik dari sisi kemampuan mesin dan bodi. Bahkan saat ini, Damri Bandar Lampung memiliki satu unit bus super executive yang berisi 24 seat, 12 unit bus executive, 32 unit bus ekonomi.
Menurut Kepala Stasiun Perum Damri Bandar Lampung, Subagyo, satu-satunya bus super executive itu masih dalam kondisi baru. Untuk mendandani sebuah bus menjadi super executive, pihaknya harus berani menyisihkan dana Rp 275 juta. Dengan modal 30 persennya sebagai uang muka, karoseri bus Trisakti, siap membantu Damri merenovasi bus-bus dengan memberikan kemudahan cicilan biaya hingga 10 kali.
Kemewahan yang ditawarkan Damri super executive ini, sama dengan kemewahan bus swasta dengan kelas big top. Bagi penumpang yang merokok, bus ini dilengkapi smoking area yang posisinya di belakang dan bersebelahan dengan toilet.
Dari pantauan Suara Karya di Stasiun Kereta Api (KA) Tanjung Karang, Bandar Lampung, para penumpang super executive ini dari kalangan kelas ekonomi menengah ke atas. Itu terlihat dari para pengantar penumpang super executive yang menggunakan mobil-mobil mewah.
Khusus menghadapi masa mudik Lebaran 2008 ini, Subagyo telah menyiapkan armadanya secara sungguh-sungguh. Ia memanfaatkan masa sepi penumpang mulai awal puasa hingga H-7, untuk merenovasi bodi dan mesin armada.
Tidak tanggung-tanggung, bus yang bodinya mulai terlihat kurang enak dipandang mata atau hanya baret-baret saat bersenggolan di dalam ferry penyeberangan Merak-Bakauheni, langsung dikandangin dan dipoles serta dicat lagi. Setiap bus yang keluar pool, harus dalam kondisi sehat dan mesin sangat prima. Tidak ada istilah mobil "sakit" yang harus mencari uang. Bahkan saat ini terdapat tujuh unit mesin bus yang siap pasang sewaktu-waktu.
Gebrakan lain yang dilakukan Subagyo, ia menerapkan sistem on time keberangkatan setiap armada. Toleransi keterlambatan maksimal 15 menit. Jika ada penumpang yang sudah memiliki tiket dan terlambat, hanya akan ditunggu hingga menit ke 20 atau atas kesepakatan penumpang lain.
Pentingnya ketepatan waktu, menurut Subagyo, karena penumpang Damri dari Lampung ke Jakarta dan sebaliknya, adalah orang-orang penting dan orang kantoran.
Karena itu, ketepatan waktu pemberangkatan, selama dalam perjalanan hingga tiba di pemberhentian terakhir, sangat dijaga ketat.
Untuk menyiasati kemungkinan timbulnya masalah di dermaga ferry dan panjangnya antrean, pihak Perum Damri Lampung akan membuat kerja sama dengan Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP), agar bisa mendahulukan bus Damri masuk ke dalam kapal tanpa harus melalui antrean.
Jika ini bisa terwujud, lanjutnya, bisnisman atau pegawai kantor dari Lampung yang harus masuk kerja atau mengikuti meeting di Jakarta pagi hari, bisa berangkat dari Bandar Lampung pukul 21.00 atau 22.00 malam.
Obsesi lain yang kini tengah dirintis Subagyo, ia ingin memanfaatkan kecanggihan teknologi untuk mendukung kenyamanan dan keselamatan penumpang bus Damri. Salah satunya, menciptakan save deposit box atau kotak penyimpanan barang berharga milik penumpang.
Ia juga mengharapkan adanya satu pola pelayanan pemesanan tiket bus yang online. Obsesi ini, lanjutnya, sebenarnya akan ia terapkan pada pelaksanaan mudik Lebaran 2008 ini, namun ia mengakui, ketersediaan prasarana dan sarana pendukung operasional online ticketing system belum bisa dipaksakan.
Padahal pihaknya telah menyiapkan lima titik loket penjualan yang terkoneksi secara online, yaitu di Pringsewu, Metro, Bandar Jaya, Rolya Motor dan di Stasiun KA Tanjung Karang. "Pusat online ticketing system di stasiun Tanjung Karang," katanya.
Ia memastikan, sistem online ini akan bisa sepenuhnya beroperasi pada akhir tahun 2008. "Pada liburan Natal dan tahun baru 2009, penumpang sudah bisa memanfaatkan fasilitas ini," katanya. Kenyamanan, kebersihan, dan tepat waktu, kini menjadi andalan jajaran Damri Bandar Lampung dalam melayani masyarakat. (Joe)

Readmore ""

TAK PUNYA IZIN MENAMBANG TIMAH, DIREKTUR DITANGKAP

PANGKALPINANG-CRIMENEWS: Polda Kepulauan Bangka Belitung (Babel) menunjukkan sikap tegasnya terhadap pelaku penambangan timah secara ilegal. Upaya kepolisian dan langkah hukum langsung diterapkan kepada pelaku.



"Kita tidak main-main. bagi yang ilegal sudah dan akan kita tindak," kata Kapolda Babel Brigjen Pol Iskandar, saat dikonfirmasi per telepon, Rabu (29/10/2008).

Berdasarkan data, pada Senin (27/10/2008), sekitar pukul 16.00 WIB, dilakukan penangkapan terhadap Jenyandika Risadi alias Jon (41) Direktur PT Tirus Putra Mandiri dan Juli (37) Direktur CV Putra Kencana.

Keduanya diduga melakukan kegiatan atau usaha penambangan yang tidak sesuai perizinan yang dimiliki di Desa Tirus, Kecamatan Riau Silip, Kabupaten Bangka.

Dari tangan keduanya, polisi menyita kurang lebih 1.470 kampil pasir timah, 288 batang balok timah di gudang smelter CV Tirus Putra Mandiri. Ternyata, izin usaha perusahaan ini mati setahun lalu.

Diperkirakan, pasir timah itu diperoleh dari hasil penambangan yang tidak sesuai dengan izin kuasa penambangan yang dimiliki CV Tirus Putra Mandiri.

"Penyidik kami masih melakukan pemeriksaan. Kalau mereka benar dan dokumennya lengkap, mereka kita lepas. Tetapi kalau mereka bersalah, ya akan kita tindak sesuai prosedur hukum yang ada," kata Kapolda Iskandar. (Joe)

Readmore ""

PENCULIKAN ANAK KEMBALI MARAK

JAKARTA-CRIMENEWS: Awas, aksi penculikan kembali marak, kembali ngetren. Moodus penculikan ini, selama ini hanya karena uang atau pelaku meminta tebusan kepada keluarga korban.



Pemain-pemain baru dalam dunia penculikan ini sepertinya tidak ada kapoknya, padahal aksi semacam ini selalu berhasil digagalkan kepolisian.

Kini, jajaran Polres Metro Jakarta Timur (Jaktim) melakukan pengejaran terhadap pelaku penculikan terhadap Maharani Nuranika (5,5), putri ketiga Sersan Mayor Tata Mardi Utama (37), yang beralamat di Kalisari, Pasar Rebo, Jakarta Timur, yang terjadi Rabu (29/10/2008).

Menurut Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kaksat Reskrim) Polres Metro Jaktim, Komisaris Polisi (Kompol) Royke Harilangi, Kamis (30/10/2008), secara teknis kasus ini ditangani Polsek Metro Pasar Rebo, namun Polres Metro Jaktim mendukung dengan menyebar anggotanya guna menangkap pelaku penculikan dan membebaskan korban dengan selamat.

Maharani diculik Rabu petang oleh kenalan keluarga yang malamnya menginap di rumah keluarga itu, dengan dalih mengantar anak tersebut membeli pulsa telepon.

Informasi di Mapolres Metro Jaktim menyebutkan, pada Rabu malam, pelaku sempat menghubungi keluarga korban dan menjanjikan akan melepas anak itu disekitar rumah korban. Namun hingga Kamis dini hari sekitar pukul 02.30 WIB, korban tidak nampak.

Setelah itu, pelaku melakukan komunikasi per telepon dengan keluarga korban. Pelaku juga meminta tebusan sejumlah uang. Namun pelaku tidak menyebutkan no rekening bank yang akan digunakan untuk mentransfer uang tebusan.

Pelaku terkesan kurang profesional, karena polisi bisa mendeteksi nomor panggilan telepon yang digunakan untuk berkomunikasi dengan keluarga korban, menggunakan kode area Banten.

Menurut Titin Nurbayanti, ibu korban, pelaku penculikan telah dikenal keluarganya sejak tahun 2006 lalu. "Kenalnya sekitar dua tahun lalu. Dia satu kampung dengan bapak. Mengakunya tinggal di Bekasi," katanya. (Joe)

Readmore ""

PENGAMANAN MENJELANG EKSEKUSI


JAKARTA-CRIMENEWS: Kepastian eksekusi trio bomber Indonesia, Amrozi cs, yang tahu hanya kalangan terbatas. Masyarakat hanya melihat, pasukan pengamanan sudah melakukan kesiapsiagaan.


Pengamanan yang dilakukan jajaran Polda Jawa Tengah (Jateng), bukan hanya di darat. Namun juga di perairan atau sekitar Pulau Nusakambangan, tempat Amrozi cs menjalani masa tahanannya.
Penjagaan ketat, saat ini dilakukan di Candi Borobudur, hotel-hotel, dan obyek vital. Kilang minyak Pertamina, pabrik semen Holcim, PLTU di sekitar perairan Nusakambangan, sudah sejak jauh-jauh hari diperketat penjagaannya.
Semua pelabuhan di perairan Nusakambangan, baik pelabuhan pemerintah dan pelabuhan rakyat, bahkan pelabuhan yang dibangun perorangan, juga mendapat pengawasan ketat dari aparat keamanan.
Bahkan kini perairan Nusakambangan masuk dalam ring satu pengawasannya. Pada radius 400 meter dari bibir pantai Pulau Nusakambangan, harus steril dari masyarakat, termasuk nelayan.
Pengamanan dilakukan secara terbuka dan tertutup. Tujuan pengamanan ini, menurut salah seorang pejabat di Mabes Polri, agar eksekusi bisa berjalan lancar dan masyarakat tidak terganggu aksi terorisme lagi. (Joe)
Foto: Detik.com

Readmore ""

Rabu, 29 Oktober 2008

SOAL JUDI, PENGELOLA THE SULTAN AKAN DIPERIKSA

JAKARTA-CRIMENEWS: Pengelola dan karyawan Hotel The Sultan, akan diperiksa penyidik Direktorat I Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri terkait terbongkarnya judi kelas kakap di salah satu kamar di hotel tersebut.

Pemeriksaan, untuk mengetahui dugaan keterlibatan menejemen hotel itu dalam kasus perjudian yang berlangsung sejak Januari 2008 lalu. Apalagi, pelaku sudah melakukan renovasi terhadap kamar yang disewanya per hari sebesar Rp 4 juta rupiah itu.

Dari pemeriksaan itu nanti, bisa diketahui apakah yang terlibat itu hanya oknum menejer hotel atau menejerialnya dan aktivitas itu tercatat secara administrasi. Karena sangat mungkin, petinggi hotel mengetahui keberadaan aktivitas yang melanggar pasal 303 KUHP itu.

Rencana pemeriksaan itu dibenarkan Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Abubakar Nataprawira, saat dikonfirmasi, Rabu (29/10/2008). "Jika ada yang terlibat, maka masih perlu diperjelas lagi apakah itu hanya oknum atau keputusan pihak manajemen," katanya. (Joe)

Readmore ""

BUDIMAN "TERORIS" MENINGGAL DALAM PENGAWASAN POLISI



JAKARTA-CRIMENEWS: Budiman, tersangka kasus terorisme yang ditangkap anggota Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror Polri di Plumpang Jakarta Utara (Jakut), Selasa (28/10), meninggal dunia di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur.


Penyebab kematian Budiman, hingga kini belum dapat dipastikan. Namun sebelum ditangkap polisi, korban sudah menderita penyakit tipes dan ginjal. Untuk memastikan penyebab kematiannya, jenasah korban divisum di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).

Kematian Budiman dibenarkan pengacara dari Tim Pembela Muslim, Achmad Michdan. Menurutnya, Budiman meninggal setelah shalat Subuh. Visum terhadap jenasah Budiman, telah dilakukan atas izin pihak keluarga.

Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Abubakar Nataprawira mengatakan, Budiman meninggal dunia di RS Polri karena menderita gagal ginjal. Sebelumnya, Budiman sempat menjalani cuci darah. "Tadi pagi, sekitar pukul 05.00 WIB, Budiman meninggal dunia karena ginjalnya tidak berfungsi," katanya.

Ia mengatakan, sejak dirawat di RS Polri, Budiman mendapatkan perawatan medis secara maksimal dan ditempatkan di kamar kelas VIP. Budiman telah sakit sejak ditangkap bahkan polisi pun menangkapnya ketika sedang dirawat di RS Rawalumbu, Bekasi, karena sakit tipes dan anemia.

Sejak ditangkap, Budiman belum pernah menjalani pemeriksaan karena langsung dirawat ke rumah sakit. Polisi menangkap Budiman karena diduga menyembunyikan tersangka kasus terorisme Rusli Mardhani alias Wahyu Ramadhan alias Uci alias Farid alias Zulfikar alias Mukhlis.

Ahmad Michdan menambahkan, meski jenazah Budiman diotopsi ulang oleh pihak RSCM, namun TPM yakin Budiman meninggal dunia bukan karena adanya penyiksaan. "Medical record ini bisa jadi petunjuk. Tetapi kami yakin nggak ada penyiksaan," kata anggota TPM ini menambahkan. (Joe)

Readmore ""

Selasa, 28 Oktober 2008

POLRI: BELUM ADA TERPERIKSA TERORISME DILEPAS

JAKARTA-CRIMENEWS: Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Abubakar Nataprawira mengatakan hingga kini belum ada terperiksa kasus tindak pidana terorisme yang tertangkap di Jakarta Utara (Jakut), yang dibebaskan.
"Sampai sekarang, mereka masih diperiksa dan belum ada yang dibebaskan," katanya, saat dikonfirmasi per telepon, Rabu (29/10/2008) malam.
Sesuai dengan undang-undang yang ada, lanjutnya, Polri dapat memeriksa orang yang diduga terlibat terorisme selama tujuh hari. Jika dalam waktu tujuh hari tidak terbukti maka orang yang ditangkap harus dilepaskan namun jika ada bukti maka akan ditempuh penyidikan termasuk penahanan.
Penjelasan Abubakar ini menjawab berbagai pertanyaan terkait telah dilepaskannya 4 orang yang diduga terkait kasus terorisme di Kelapa Gading. Termasuk yang diinformasikan Crimenews.
Abubakar mengatakan, jika mereka tidak terlibat maka dipastikan akan segera dibebaskan secepatnya. "Tungga saja masa 7 X 24 jam sejak ditangkap. Kan mereka tidak semua tertangkap 24 Oktober tapi bisa juga setelah itu," katanya. (Joe)

Readmore ""

ANGGOTA TERORIS DILEPAS POLISI



JAKARTA-CRIMENEWS: Setelah menjalani pemeriksaan intensif, 4 anggota tertoris Kelapa Gading, Jakarta Utara (Jakut), akhirnya dikembalikan kepada keluarganya. Dilepakannya ke 4 anggota teroris ini, setelah dipastikan mereka tidak terlibat dalam kegiatan yang didalangi Wahyu.


Ke 4 orang yang dikembalikan ke keluarga itu adalah Budiman, yang sebelumnya dirawat di RS Polri dr Soekanto, Kramat Jati, karena sakit gagal ginjal. Muntasir, Imam, dan Hasan. Mereka pada umumnya bertempat tinggal di kawasan Jakarta dan Bogor.


Sedang Wahyu, hingga kini masih harus menjalani pemeriksaan intensif. Polisi memiliki waktu pemeriksaan selama 7X24 jam untuk memeriksa tersangka, sebelum ia dipastikan untuk ditahan atau tidak.


Pelepasan ke 4 anggota teroris ini, mendapat tanggapan positif dari berbagai kalangan, termasuk anggota tim pembela muslim (TPM) Mahendradata. Ia menilai polisi dinilai telah menghormati hukum. "Ini artinya polisi menghormati hukum," katanya. (Joe)

Readmore ""

DIGAGALKAN PENGIRIMAN NARKOBA ANTAR PULAU


DENPASAR-CRIMENEWS: Sindikat pengiriman narkoba antar pulau, digulung anggota polisi. Dua tersangka yang terlibat, Tutut Sugianto (31) dan Chandra (37), diringkus tim kecil bentukan Polda Bali, saat keduanya berada di Surabaya. Polisi menyita sebuah dus berisi seratus tablet dan belasan gram serbuk ekstasi.

Menurut Kasubid Humas Polda Bali AKBP Sri Harmiti, di Denpasar, Selasa (28/10/2008), aksi pengiriman barang antar pulau yang dilakukan keduanya melalui jasa titipan kilat. Aksi ini terbongkar setelah polisi mendapat laporan tentang adanya sebuah dus yang mencurigakan.
Atas laporan itu, polisi mendatangi sebuah kantor jasa pengiriman barang di Jalan By Pass Ngurah Rai Denpasar, kemudian membuka isi dus yang mencurigakan tersebut.
Begitu dibuka, isinya ternyata alat poles mobil warna kuning yang di dalamnya terdapat sebuah cangkang rokok berisi 100 butir ekstasi dan 13,2 gram barang sejenis yang berupa serbuk.
Melihat itu, polisi mencoba menelusuri nama dan alamat orang yang akan menerima paket kiriman barang di Surabaya, namun ternyata semuanya fiktif.
Mengetahui itu, polisi mengkemas kembali paket tersebut untuk dikirimkan ke Surabaya, yakni ke kantor jasa titipan kilat yang beralamat di Ruko SIP Blok A Jalan Raya Bandara Juanda.
Bekerja sama dengan perusahaan titipan kilat tersebut, paket terus dalam pengawasan polisi, ternyata pada 22 Oktober lalu datang seorang pria yang belakangan diketahui bernama Tutut untuk mengambil paket tersebut.
Begitu berada di tangan Tutut, polisi yang siaga langsung menyergapnya, dan kepada petugas dia mengatakan akan menyerahkan paket barang tersebut kepada temannya bernama Chandra.
Mendapat pengakuan itu, polisi membuntuti Tutut saat menyerahkan barang kepada Chandra di rumahnya Kompleks Kerta Jaya Indah, Gang II No.6 Surabaya, sehingga yang bersangkutan pun tidak bisa berkutik dari sergapan polisi.
Untuk pengusutan lebih lanjut, baik Tutut maupun Chandra langsung digelandang untuk dilakukan pemeriksaan dan penahanan di markas Polda Bali. "Keduanya masih dilakukan pemeriksaan," katanya. (Joe)

Readmore ""

KAMAR MEWAH ITU JADI AJANG PERJUDIAN




JAKARTA-CRIMENEWS: Genderang perang yang ditabuh aparat kepolisian terhadap perjudian di Indonesia, rupannya tidak berhenti. Polisi berhasil menggagalkan perjudian skala besar yang digelar di hotel-hotel mewah di Jakarta.



Omzet perjudian ini per harinya diyakini mencapai miliaran rupiah dan membernya kalangan atas serta kelompok ekslusif. Ini sebuah pertanda, perjudian memang tidak akan bisa hidup di negeri ini.

Pada Jumat 24 Oktober 2008, sekitar pukul 19.30 WIB, tim Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri menangkap 15 tersangka yang sedang berjudi di kamar 296 Hotel The Sultan, Jakarta Pusat.

Menurut Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Abubakar Nataprawira, kepada wartawan, di Jakarta, kamar yang digunakan ajang perjudian ini bertarif Rp 4 juta per hari. Penyewa kamar, ternyata telah menggunakan tempat ini sebagai ajang perjudian sejak Januari 2008 lalu.

Ia mengatakan, di arena judi itu polisi menangkap dan menahan 15 tersangka termasuk seorang bos perusahaan swasta berinisial BT. Polisi juga menangkap orang yang menjadi bos judi yakni YN dan karyawannya ER.

Barang bukti yang diamankan antara lain uang tunai Rp 91,7 juta, 400 dolar Amerika Serikat, seperangkat kartu dan papan pencatat judi. "Judi ini berkedok arisan. Para tersangka datang ke kamar itu bukan untuk arisan sebenarnya tapi untuk main judi," katanya. (Joe)

Readmore ""

Minggu, 26 Oktober 2008

POLA PENGAMANAN PILKADA DI JABAR DISESUAIKAN KONDISI

GARUT-CRIMENEWS: Pola penanganan keamanan dan ketertiban masyarakat pemilihan kepala daerah (kamtibmas pilklada) pasangan calon bupati dan wakil bupati di enam kabupaten/kota di Jabar, disesuaikan dengan kondisi dan situasi yang berkembang.

"Seluruh anggota kita bersama unsur pengamanan lainnya telah siap-siaga melakukan pengamanan jika terjadi gangguan kamtibmas dalam bentuk apa pun," kata Kapolda Jabar Irjen Pol Timur Pradopo saat bersama Gubernur Jabar Ahmad Heryawan, saat melakukan peninjauan di beberapa tempat pemungutan suara (TPS) di Garut, Minggu (26/10/2008).

Timur Pradopo menambahkan, dari keenam kabupaten/kota yang kini serentak menyelenggarakan pilkada, dipastikan memiliki karakteristik kerawanan kamtibmas masing-masing, sehingga pola penanganan serta penanggulangannya akan berbeda.

Menjawab pertanyaan tentang penyiapan tim khusus termasuk "sniper" (penembak jitu), Kapolda mengingatkan bahwa pola pengamanan akan disesuaikan dengan situasi dan kondisi Kamtibmas yang ada, bahkan jika mendesak diperlukan akan diterjunkan tim khususnya.

Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengemukakan, kemungkinan banyak masyarakat pemilih yang menjadi golongan putih (golput), akibat berbagai faktor, di antaranya bagi warga perantau yang berada di Jakarta atau Bandung serta daerah lainnya, tidak menjamin mereka mau datang ke Garut hanya untuk mencoblos kartu suara. (Joe)

Readmore ""

Jumat, 24 Oktober 2008

JARINGAN TERORIS IBARAT GUNUNG ES



JAKARTA-CRIMENEWS: Penangkapan demi penangkapan aktivis teroris di Indonesia, menunjukkan bahwa sel-sel terorisme di negeri ini masih ada. Atau mungkin masih tumbuh subur. Bisa diibaratkan api dalam sekam. Sewaktu-waktu mereka akan melakukan aksinya.


Mereka, kelompok teroris ini, bergerak dengan kelompok kecil yang keterkaitannya atau link-nya bisa dideteksi. Anggota kelompok sangat mungkin tidak saling mengenal, namun mereka memiliki satu sasaran yang sama.


Link utama kelompok ini, hanya bisa terdeteksi dari cara-cara mereka merakit bom, pola rekrutmen anggota baru, dan mungkin juga kemampuan mereka meyakinkan kebenaran ajaran yang mereka yakini sebagai ajaran yang paling benar.


Menurut Kapolri Jenderal Pol Bambang Hendarso Danuri, jaringan teroris di Indonesia sangat banyak dan terorganisir dengan baik. Keberadaan mereka seperti gunung es, kelihatannya di permukaan hanya sedikit, tapi sesungguhnya di dalamnya sangat besar.


Secara struktural, kelompok- kelompok teroris itu satu sama lainya saling terkait. Seperti kelompok yang digulung di Kelapa Gading terkait dengan kelompok teroris di Poso dan kelompok Dr Azahari yang sudah ditembak mati. Begitu juga dengan kelompok teroris lainya, termasuk dengan Abdulha Sonata, penyandang dana teroris yang sudah divonis 7 tahun.


"Semua terstruktur. Satu sama lain saling terkait. Semua tidak pernah terhenti, dan polisi juga tidak boleh berhenti untuk mengantisipasi dan mencegah aksi mereka," katanya. (Joe)

Readmore ""

"SASARAN TEMBAK" TERORIS BERUBAH?




JAKARTA-CRIMENEWS: Jika kita amati masalah tertangkapnya tersangka kasus terorisme, Wahyu cs, di Kelapa Gading dan klaim dari aparat kepolisian bahwa sasaran tembak mereka adalah Depo Pengisian dan Distribusi BBM Plumpang, Jakut, sepertinya "sasaran tembak" para teroris sudah berubah.


Militansi kelompok teroris, siapa pun kelompok mereka, baik kelompok Azahari, kelompok Poso, kelompok Ambon dan kelompok lainnya, selama ini selalu menargetkan obyek-obyek yang terkait dengan Amerika Serikat (AS) atau orang asing.


Gedung yang diledakkan, rata-rata menjadi basis kegiatan kaum repatriat, atau tempat berkumpulnya orang-orang bule di Indonesia. Selama ini, sasaran mereka juga kelompok negara asing.


Tetapi mengapa tiba-tiba Wahyu cs membelokkan sasaran pelatuk mereka? Adalah yang salah dalam doktrim mereka? Atau teroris sudah mulai melirik obyek vital yang bisa menghasilkan uang? Atau mereka sudah mulai menjadi teror bayaran yang aktivitasnya tergantung berapa besar pemesan bisa membayar mereka?


Entahlah, yang jelas, menurut Kapolri Jenderal Pol Bambang Hendarso Danuri, saat ini fokus kelompok teroris sudah mulai bergeser pada pemerintah yang memerangi terorisme. Sasarannya adalah objek-objek vital milik pemerintah.


Pernyataan ini disampaikan Kapolri di Mabes Polri, Jumat (24/10/2008), seusai melantik mantan Kapolda Jawa Barat Irjen Susno Duaji sebagai Kepala Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri menggantikan dirinya.


Pernyataan Bambang Hendarso ini sekaligus menjawab keraguan masyarakat terkait dengan klaim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror yang menyatakan kelompok teroris Wahyu Cs yang digulung di Kelapa Gading akan meledakkan Depo Pertamina Plumpang.


Menurut Kapolri, dengan bergesernya fokus perlawanan ini, tidak mengada-ada bila kelompok Kelapa Gading yang digulung beberapa waktu lalu membidik Depo Pertamina Plumpang untuk diledakkan.


"Mereka tidak lagi hanya fokus pada kelompok yang berbeda aqidah atau yang mereka sebut sebagai orang kafir. Tapi sekarang juga sudah mulai mengalihkan sasaran pada pejabat atau pemerintah yang memerangi teroris," kata Bambang Hendarso Danuri. (Joe)

Readmore ""

TERSANGKA KASUS PERTAMINA DICEKAL



JAKARTA-CRIMENEWS: Kantor Imigrasi telah menetapkan pencekalan terhadap lima tersangka kasus dugaan korupsi minyak mentah Zatapi di Pertamina. Pencekalan kelima tersangka itu terhitung sejak Jumat (24/10/2008).


Meski sudah dicekal dan ditetapkan sebagai tersangka, namun penyidik Direktorat Tindak Pidana Korupsi Badan Reserse Kriminal (Dir Tipikor Bareskrim) Polri, belum menahan para tersangka.


Menurut Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Abubakar Nataprawira, kelimanya dijerat pasal 2 dan atau pasal 3 UU No 31/1999 tentang pemberantasan tipikor yang diubah dalam UU No 20/2001 tentang pemberantasan tipikor.


Abubakar menambahkan, saat ini tim dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) tengah melakukan penghitungan terkait jumlah kerugian negara yang ditimbulkannya.

Selain itu, penyidik Dir Tipikor Bareskrim Polri juga telah memeriksa sejumlah saksi-saksi, antara lain pejabat Direktorat Pengelolaan Pertamina pusat, unit pengelolaan IV Pertamina Cilacap, PT Sucopindo sebagai surveyor, PT Triyasa Tirta Utama sebagai surveyor, PT Karsurin laboratorium di Cilegon, PT Gold Manor sebagai pemasok.

Kelima tersangka yang sudah dicekal itu adalah VP Bagian Perencanaan dan Pengadaan Chrisna Damayanto, Manajer Pengadaan Kairudin, Manajer Perencanaan Rinaldi, dan Staf Perencanaan Operasi Suroso Atmomartoyo, dan Direktur Gold Manor SN. (Joe)

Readmore ""

Kamis, 23 Oktober 2008

ANTON CHARLIYAN: TIM KAMI SEDANG MENGEJAR


GARUT-CRIMENEWS: Kapolwil Priangan Kombes Pol Anton Charliyan menegaskan, tersangka kasus narkoba Saeful Firman (31), dipastikan seorang bandar. Dalam aksinya, dia memiliki kaki tangan yang saat ini sedang dalam pengejaran.

"Tim kami sedang melakukan pengejaran, terutama dari Polres Garut. Kasus ini menjadi salah satu atensi kami dalam pengungkapannya," kata Anton Charliyan, kepada Crimenews, via telepon, Kamis (23/10/2008).

Kapolres Garut AKBP Rusdi Hartono, menambahkan, pemeriksaan intensif saat ini terus dilakukan terhadap tersangka Saeful Firman. Rusdi Hartono menambahkan, tersangka tertangkap tangan Rabu siang (21/10/2008) beserta barang bukti 1 kilogram ganja kering.

"Penangkapan dilakukan, ketika tersangka yang sudah dalam pengintaian aparat itu sedang menunggu pembelinya di pinggir ruas jalan belakang Kampung Jayaraga, Kecamatan Tarogong Kidul," katanya.
Kapolres yang didampingi Kabag Operasi Kompol Ade Najmullah serta Kasat Narkoba AKP Ucu Karyana juga menyatakan, mereka menciduk tersangka seusai melakukan pemantauan dialog terbuka tujuh pasangan calon bupati dan wakil bupati Garut 2008.

Tersangka warga Kampung Kapol RT.03/14 Desa Hanjuang Kecamatan Bungbulang, mengaku memperoleh barang haram tersebut dari warga Aceh di Cibiru Bandung. (Joe)

Readmore ""

Rabu, 22 Oktober 2008

PERJUANGAN SITI ROMLAH SELAMATKAN UANG BLT

CIREBON-CRIMENEWS: Uang Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang sebelumnya diduga dibawa kabur perampok dalam aksi Senin (20/10/2008) di Kantor Pos Kesenden Cirebon, ternyata masih utuh karena disimpan petugas pos di bawah meja kantor.

Menurut Sekretaris Wilayah Kantor Pos V Jawa Barat Hari Heriawan, di Cirebon, Ibu Siti Romlah dengan berani melawan perampok dan tidak mau menunjukkan uang BLT yang diincar para perampok, uang itu tidak disimpan di brangkas tetapi diamankan di bawah meja.

Ia menjelaskan, jumlah uang tunai yang akan disalurkan kepada warga miskin di Kecamatan Gunungjati, Kabupaten Cirebon bukan Rp 290 juta seperti yang diberitakan media massa, namun hanya Rp 145 juta.
"Uang itu baru sampai di Kantor Pos Kesenden sekitar pukul 12.00, dan rencananya sore hari akan disalurkan kepada warga di Gunungjati," katanya.

Menurut Hari, para perampok hanya berhasil membawa uang dan barang senilai Rp 13 juta antara lain uang pembayaran listrik, uang kas kantor dan meterai senilai Rp 600 ribu.

Ia menduga, para perampok salah sasaran karena mengira kantor pos di Kesenden itu juga menyimpan uang BLT, padahal hanya sebagai tempat transit sebentar untuk segera disalurkan.

Ia sengaja datang ke Cirebon untuk memberikan penghargaan kepada Siti Romlah (50), petugas pos yang dengan berani menyelamatkan uang BLT, walaupun bertaruh nyawa karena mendapat bacokan golok di tangan dan kepalanya. Saat ini Siti Romlah masih terbaring di RS Pelabuhan Cirebon untuk menjalani perawatan. (Joe)

Readmore ""

SIAPA WAHYU "TERORIS" SEBENARNYA?


JAKARTA-CRIMENEWS: Tersangka aksi terorisme yang juga akan meledakkan Depo Penampungan dan Distribusi BBM Plumpang, Jakarta Utara (Jakut), Wahyu alias Rusli Mardhani alias Uci alias Farid alias Zulfikar, diduga memiliki jaringan kuat di lingkungan teroris di Indonesia.


Wahyu yang dalam penampilan kesehariannya nampak sederhana dan biasa saja itu, diyakini memiliki kemampuan sangat tinggi dalam perakitan dan peracikan bahan-bahan pembuat bom.

Menurut Wakil Kepala Divisi Humas Polri Brigjen Pol Sulistyo Ishak, Wahyu juga tercatat pernah terlibat pertempuran di Ambon dan adu tembak dengan polisi di Pos Brimob, Loki, Maluku Tengah. Ia pernah jihad di Ambon 2002-2003 dan tahun 2005.


Pada 22 Januari 2007 kontak senjata api dengan tim Mabes Polri di Poso pada saat penangkapan pelaku teror di Poso. Wahyu lalu melarikan diri pada tanggal 24 Januari 2007 ke Gorontalo. Pada 25 Januari 2007 lari ke Jakarta sampai dengan sekarang.


Wahyu juga pernah terlibat dalam kasus penembakan anggota Brimob di Loki, Maluku. Turut serta bersamanya Asep Dahlan, Asadullah, dan lain-lain. Ia juga terlibat kepemilikan senjata api, amunisi, bahan peledak, cairan kimia dalam rangka persiapan kegiatan teroris di Indonesia.


Lantas, siapa 7 anggota lainnya yang ditetapkan sebagai tersangka baru? Menurut Sulistyo, mereka diduga merupakan murid dari teroris terkenal (alm) Dr Azahari. Ini bisa diidentifikasi dari cara mereka merakit bom yang sama.

Kelompok ini merupakan kolaborasi dari kelompok yang lebih besar, meliputi kelompok Jundullah di Sulawesi, kelompok Jamaah Islamiyah di Ambon, Poso dan Jawa, kelompok Kompak di Kayamaya Poso, Ambon, dan Jakarta.


Kelompok ini diduga juga terkait dengan kelompok Fakta di Palembang, kelompok NII di Jakarta, dan kelompok Jamaah Islamiyah di Singapura dengan tokohnya Hasan alias Taslim yang merupakan lulusan kamp Al Qaida di Afghanistan.


Kelompok ini, lebih canggih dibanding para pelaku terorisme sebelumnya. Indikasinya, printed circuit board (PCB) yang mereka buat sudah lebih sempurna dan lebih rapi dibanding PCB yang pernah disita. Kemajuan signifikan dalam PCB ini mengakibatkan pembuatan switching bomb lebih cepat dan lebih banyak. (Joe)

Readmore ""

DEPO PERTAMINA SASARAN TERORIS



JAKARTA-CRIMENEWS: Mabes Polri menganilisa, Kelompok teroris yang tertangkap di Kelapa Gading, Jakarta Utara (Jakut), diyakini mengincar Depo Penampungan dan Distribusi BBM di Plumpang, Jakut.


"Salah satu target mereka adalah depo minyak Pertamina di Plumpang," kata Wakabid Humas Mabes Polri Brigjen Pol Sulistyo Ishak di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jakarta, Rabu (22/10/2008).


Para pelaku, lanjut Sulistyo Ishak, sejak jauh-jauh hari melakukan persiapan, termasuk berbaur dengan warga sekitar dalam kurun waktu yang cukup lama. Bahkan, tersangka Wahyu telah tinggal di sekitar Plumpang sekitar setahun.


Berbaurnya pelaku dengan masyarakat sekitar, tentu saja sangat berbahaya mengingat kelompok yang terdiri dari 7 orang ini memiliki kemampuan merakit bom lebih canggih dibanding para pendahulunya. (Joe)

Readmore ""

POLISI KECOLONGAN?



JAKARTA-CRIMENEWS: Aparat kepolisian tidak bersedia disebut kecolongan dalam kasus ricuh di persidangan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat kemarin. Hal ini karena polisi telah berupaya maksimal menjaga situasi keamanan.

"Sidang (kasus pembunuhan manajer Diskotek Clasik Didi Pontoh) kemarin itu yang keenam. Sidang pertama hingga kelima aman," kata Kasat Reskrim Jakarta Pusat Kompol Agustinus Pangaribuan, Rabu (22/10/2008).

Berkaca pada hal ini, maka polisi tidak menerjunkan personel pengamanan tambahan. "Hakim juga tidak mengajukan tambahan pengamanan," ujarnya. Namun, prediksi tersebut ternyata salah karena akhirnya terjadi insiden bentrokan antara massa pendukung kubu terdakwa dan korban.

Menurut Agustinus, seperti dikutip Suarakarya-online.com, personel keamanan yang berjaga di ruang persidangan kemarin tidak kuasa menghalau bentrok karena jumlah massa jauh lebih besar. "Petugas kita ada, tapi tidak mampu mengendalikan massa," katanya. (Joe)

Readmore ""

PENUSUKAN DI PN JAKPUS CONTEMPT OF COURT





JAKARTA-CRIMENEWS: Persidangan di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat lagi-lagi diwarnai kericuhan. Kali ini pengunjung sidang Stanley Mukuah (27) tewas ditusuk usai sidang perkara kasus pembunuhan Manager Hotel Classic Didik Pontoh. Kepala PN Jakpus dinilai lalai atas kebrutalan usai persidangan tersebut.

"Kepala PN tidak punya sense of crisis. Seharusnya ia bisa mencium indikasi terjadinya hal itu dan meminta bantuan polisi untuk pencegahan," kata anggota Komisi III Eva Kusuma Sundari, Rabu (22/10/2008).

Seperti diberitakan, saat persidangan dengan terdakwa James Venturi itu hanya ada 1 orang polisi dan 2 satpam yang mengamankan sidang.

Menurut Eva, kebrutalan yang terjadi kemarin, lagi-lagi merupakan tindakan contempt of court (penghinaan terhadap pengadilan), setelah sebelumnya juga terjadi tawuran antar-massa FPI dan AKKBB yang juga memakan korban.

"Ini lagi-lagi merupakan contempt of court. Bagaimana bisa di suatu lembaga pencari keadilan terjadi suatu ketidakadilan," ujar politisi PDIP ini, seperti dikutip Suarakarya-online.com.

Secara terpisah, anggota Komisi III Lukman Hakim Saefuddin menilai tidak hanya manajemen PN Jakpus yang harus bertanggung jawab melainkan juga pihak kepolisian.

"Kedua-duanya harus bertanggung jawab. Pengadilan harus mengantisipasi dan polisi harus proaktif. Intel reserse kepolisian harusnya bisa mencium indikasi itu," ujar Ketua FPPP ini. (Joe)

Readmore ""

Selasa, 21 Oktober 2008

TERSANGKA TERORIS TERTANGKAP



JAKARTA-CRIMENEWS: Kapolri Jenderal Pol Bambang Hendarso Danuri mengakui bahwa satu tim dari Mabes Polri telah menangkap satu orang di salah satu rumah kontrakan di Jakarta Utara yang diduga terkait kasus terorisme.


"Benar. Itu tim saya yang dari Jakarta Utara," kata Kapolri Bambang Hendarso, di Jakarta, Selasa (21/10/2008). Namun ia belum dapat memberikan keterangan lebih rinci terkait penangkapan dan keterkaitan kelompok ini dalam aksi terorismenya, karena kasus itu masih dalam proses penyidikan.


"Semua masih dalam proses penyelidikan, kita tunggu bersama. Pada saatnya nanti akan kita sampaikan kepada masyarakat," katanya.


Sebelumnya, sebuah tim dari Detasemen Khusus (Densus) 88 Mabes Polri yang beranggotakan 20 orang personel, Selasa (21/10/2008) pagi, melakukan penggerebekan terhadap sebuah rumah kontrakan di Jalan Gading Sengon 7 RT05/RW14, Kecamatan Kelapa Gading, Jakarta Utara, yang diduga sebagai tempat teroris.

Ketua RW 14 Abdul Wahab Jamaluddin, mengemukakan, rumah itu ditempati Wahyu sejak satu tahun lalu, sedangkan pemilik rumah adalah Muntasir yang sekarang telah dibawa pihak kepolisian untuk diminta keterangan.

Berdasarkan data sementara Mabes Polri, dalam penggerebekan itu polisi menyita barang bukti berupa 21 butir peluru, 3 kg bahan peledak yang diduga jenis TNT, serta dua dokumen tentang tata cara membuat dan merakit bom. Barang-barang itu ditemukan polisi di sebuah lemari plastik yang disimpan di ruang tengah rumah.


Wahyu, si penguhuni rumah, ketika terjadi penggerebekan tidak berada di tempat. Menurut warga setempat, sosok Wahyu digambarkan sebagai orang pendiam, berperawakan pendek, dan memelihara janggut. Pekerjaannya adalah sebagai tukang pompa air.


Warga sangat terkejut atas penemuan polisi itu dan tidak menyangka di lingkungannya terdapat rumah yang diduga dijadikan sebagai tempat teroris. (Joe)

Readmore ""

TIPS SEHAT ALA BOS SIDOMUNCUL




Kesehatan adalah harta yang sangat mahal dalam kehidupan ini. Orang sekaya apa pun, akan tidak berdaya kalau sakit. Bahkan, ia tidak akan bisa menikmati kekayaannya jika dalam keadaan sakit. Karena itu, kesehatan harus dijaga sepanjang masa. Sehat adalah segala-galanya.

Bagi bos jamu Sidomuncul, Irwan Hidayat, pola hidup yang sehat sudah menjadi bagian dalam kehidupan kesehariannya. Karena produk yang ditawarkan perusahaannya adalah produk untuk menjaga kesehatan.


Sebagai orang yang mencintai hidup sehat dan menjual produk kesehatan, namun Irwan Hidayat tidak pelit dalam soal ilmu kesehatan. Tidak semua ilmu kesehatan ia jual.

Irwan Hidayat bahkan memberikan tips gratis hidup sehat bagi sejumlah wartawan. Tips itu sederhana, sesederhana pola hidup yang selama ini dijalani Irwan Hidayat.

Tips hidup sehat ini, menurut Irwan, akan memiliki arti bagi mereka yang sudah berusia di atas 40 tahun. Karena pada usia itu, gangguan kesehatan mulai terasa.

Inilah tipnya:

1. Hindari makanan berlemak

2. Kurangi konsumsi gula

3. Hindari makanan yang mengandung zat pati, seperti nasi dan mie

4. Perbanyak konsumsi sayuran5. Perbanyak konsumsi buah-buahan

Irwan meyakini, tips yang ia berikan ini sangat baik. Karena dirinya telah mempraktekkannya sendiri. Selamat mencoba. (Joe)

Readmore ""

WARNET PORNO DIGEREBEK


MADIUN-CRIMENEWS: Sedikitnya 13 unit perangkat komputer diamankan jajaran Polresta Madiun dalam penggrebekan sebuah warung internet (warnet) di Jalan Gajah Mada, Kota Madiun, karena diduga menyediakan film porno, Senin (20/10/2008) malam.

Kasat Reskrim Polresta Madiun, AKP Eko Rudianto, Selasa (21/10/2008), mengatakan, selain mengamankan 13 unit perangkat komputer, pihaknya juga mengamankan pemilik berikut operator warnet.

"Seluruh barang bukti berikut pemilik dan operator warnet sudah kita amankan. Hingga saat ini, pemilik warnet masih disidik petugas," katanya saat dikonfirmasi, seperti dikutip Antara.co.id.

Menurut Eko, penggrebekan terhadap sebuah warnet tersebut berdasarkan laporan warga sekitar yang merasa terganggu dengan aktifitas di warnet, terutama pada malam hari. Selain warnet beroperasi hingga dinihari, warga juga menduga warnet tersebut juga menyediakan film porno.

"Dengan dasar laporan tersebut, kami langsung menerjunkan petugas untuk melakukan penyelidikan. Setelah diselidiki oleh petugas, ternyata laporan warga memang benar," katanya menambahkan.

Setelah dianggap cukup bukti, sedikitnya 15 petugas dari Satuan Reserse Mobil (Satresmob) dan Satuan Reserse dan Kriminal (Satreskrim) Polresta Madiun langsung melakukan penggrebekan pada warnet tersebut. (Antara/Joe)

Readmore ""

ALAT PEMBUAT BOM DISITA DI KELAPA GADING


JAKARTA-CRIMENEWS: Densus 88 Polda Metro Jaya menggerebek sebuah rumah di Jalan Kelapa Gading Sengon, Jakarta Utara dan menyita seperangkat alat pembuat bom. Sang pemilik diduga bernama Wahyu tidak berada di tempat.
Rumah kontrakan itu letaknya di RT 07/RW 14, Jalan Kelapa Gading Sengon 7, Kelurahan Kelapa Gading Sengon, Kecamatan Kelapa Gading Barat, Jakarta Utara. Rumah itu dibangun di lahan kosong tanpa izin yang dikenal sebagai Tanah Merah. Ada sekitar 7 rumah petakan semipermanen di lokasi itu.

"Satu orang pria dibawa sebagai saksi. Dia Mutasir, pemilik kontrakan. Sedangkan pemilik rumah bernama Wahyu tidak berada di rumah," kata Ketua RW 014, Abdul Wahab di rumahnya yang berjarak 300 meter dari lokasi, Selasa (21/10/2008).

Dikatakan, penggerebekan terjadi sekitar pukul 07.00 hingga 07.30 WIB. "Saya ditemui petugas Polda mencari tahu akan ada penggerebekan di salah satu rumah. Saya diminta menjadi saksi," kata Abdul, seperti dikutip Suarakarya-online.com.

Abdul mengaku menyaksikan ada alat pembuat bom, seperti pipa paralon, bubuk warna abu-abu, 21 butir peluru berbagai jenis dan kabel-kabel. Menurut dia, barang bukti itu disimpan di dalam rumah.

Selain itu, ditemukan dokumen dan buku-buku tentang teknik merakit bom yang disimpan di rak dan laci. "Itu warga saya," ujar Abdul yang menolak membeberkan identitas warganya itu.

Puluhan orang langsung menyemut di depan rumah sederhana itu. Tidak ada garis polisi yang menghiasi lokasi. (Joe)

Readmore ""

Senin, 20 Oktober 2008

TV ASTRO BERHENTI SIARAN



JAKARTA-CRIMENEWS: PT Direct Vision (PTDV), operator televisi berlangganan Astro, secara resmi menghentikan siaran program-programnya terhitung sejak 20 Oktober 2008 pukul 00.00 WIB.
Chief Executive Officer (CEO) PTDV, Nelia Molato Sutrisno, di Jakarta, Senin (20/10/2008), mengungkapkan, sejauh ini belum diketahui sampai kapan penghentian siaran ini. "Kami resmi menghentikan siaran program-program seperti biasa sampai ada pemberitahuan lebih lanjut," katanya.


Penghentian siaran ini, lanjutnya, disebabkan tidak diperpanjangnya "trade mark license agreement" penggunaan brand Astro. Selain itu juga karena dihentikannya berbagai layanan Astro Malaysia kepada PTDV seperti pasokan channel dan transmisi satelit.


"Selama dua tahun 7 bulan 19 hari kami telah bergerak dalam industri TV berlangganan yang menyediakan inovasi harga terjangkau, program lokal yang berkualitas, dan layanan cepat bagi pelanggan. Dan juga membangun kompetisi yang sehat, jujur, dan bermartabat dalam industri televisi berlangganan," katanya.


Terkait penyelesaian hak para pelanggan, PTDV akan membayar penuh pengembalian uang (refund) bagi para pelanggan yang membayar di muka uang berlangganan.


PTDV akan menghubungi sekitar 36.000 pelanggan yang telah membayar di muka uang berlangganan dalam jangka waktu 30 hari kerja untuk proses pengembalian uang berlangganan yang telah dibayarkan pelanggan.
PTDV selama ini dikenal sebagai salah satu penyedia jasa layanan televisi berlangganan dan pemegang lisensi merek dagang Astro di Indonesia yang beroperasi sejak 28 Februari 2006.


Saham PTDV dimiliki oleh PT Ayunda Prima Mitra (49 persen) dan Silver Concord Holdings Limited (51 persen) yang keduanya merupakan entitas usaha milik Lippo Group.


Perusahaan yang sebelumnya menyajikan 49 saluran lokal dan internasional itu memiliki 311 karyawan yang tersebar di enam kantor cabang yaitu Medan, Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, dan Bali.


Menejemen menjanjikan tidak akan melakukan pemutusan hubungan kerja bagi karyawannya. Hak karyawan juga akan tetap diberikan. (Joe)

Readmore ""

POLRI LANJUTKAN PENYELIDIKAN DI PERTAMINA


JAKARTA-CRIMENEWS: Kapolri Jenderal Pol Bambang Hendarso Danuri menegaskan, pihaknya akan melanjutkan penyelidikan kasus dugaan korupsi tender impor minyak Zatapi meski pihak Pertamina menyatakan tidak ada kerugian negara dalam kasus itu.


"Kita sudah melakukan proses penyelidikan dan penyidikan," kata Bambang Hendarso, usai bertemu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, di Kantor Presiden, Senin (20/10/2008).


Kapolri mempersilakan, pihak mana yang menyatakan bahwa tidak ada kerugian negara dalam kasus itu. "Tetapi kita tentunya dari proses awal sampai dilakukannya pembelian itu didapatkan bukti permulaan adanya penyimpangan-penyimpangan," katanya.


Namun sejauh ini, Kapolri enggan menyebutkan berapa jumlah kerugian negara dalam kasus ini. "Nantilah," katanya. (Joe)

Readmore ""

DANA BLT DIRAMPOK



CIREBON-CRIMENEWS: Sedikitnya Rp 290 juta dana Bantuan Tunai Langsung (BLT) yang tersimpan di brangkas Kantor Pos Kesenden Kelurahan Kesenden Kecamatan Kejaksan Kota Cirebon, digasak kawanan perampok, Senin (20/10/2008) siang sekitar pukul 14.00 wib.


Dalam peristiwa itu, sepeprti dikutip ANTARA, satu orang petugas Kantor Pos Kesenden, Siti Romlah, mengalami luka parah akibat sabetan senjata tajam para pelaku dan segera dilarikan ke RS Pelabuhan Cirebon.
Berdasarkan informasi, pelaku yang diperkirakan sebanyak lima orang tiba di Kantor Pos Keseden dengan Toyota Kijang, beberapa menit setelah ada kiriman uang dari Kantor Pos Cabang Cirebon.


Tiga orang langsung masuk, dan menyandera tiga orang yang ada di kantor itu, yaitu Siti Romlah, seorang nasabah Asep Udin (22), dan seorang warga Kelurahan Pekiringan Kecamatan Lemahwungkuk Kota Cirebon yang akan mengambil BLT, Suparyono (40).


Siti Romlah sempat melawan, namun seorang pelaku langsung menyabetkan golok ke arah korban sehingga mengalami luka robek di bagian kepala dan tangan kanannya. Ketiganya kemudian diikat dan mulutnya dilakban.
Para perampok langsung mengambil uang dari brangkas dan memasukkan ke dalam karung terigu, kemudian kelima pelaku langsung melarikan diri.


Posisi Kantor Pos Kesenden memang masuk dalam jalan sepanjang 50 meter sehingga tidak banyak orang yang mengetahui aksi para perampok itu, apalagi sehari-hari, situasi di kantor pos itu relatif sepi.


Menurut beberapa saksi mata, mereka memarkirkan mobilnya tepat di depan pintu masuk kantor pos sehingga menghalangi pandangan orang ke dalam Kantor Pos. Selain itu ada dua orang pelaku yang mengawasi di ujung jalan sehingga mereka bisa mengamankan situasi.


Seorang petugas Kantor Pos Cabang Cirebon Elis, mengaku bahwa pada saat kejadian tidak ada seorang petugas pun yang menjaga di kantor pos tersebut, padahal biasanya jika dana BLT akan dibagikan selalu ada petugas kepolisian yang berjaga-jaga di depan kantor pos.


"Dana itu memang baru saja dikirimkan dari kantor pos cabang Cirebon, saat dirampok uang tersebut memang sudah ada didalam berangkas kantor pos, namun brangkas itu masih belum terkunci," katanya. (Antara/Joe)

Readmore ""

MENHUT AKUI TERLIBAT ALIH FUNGSI HUTAN SUMSEL




JAKARTA-CRIMENEWS: Menteri Kehutanan MS Kaban, mengaku terlibat dalam proses alih fungsi hutan lindung di Banyuasin, Sumatera Selatan (Sumsel), dengan menerbitkan disposisi.



Kaban, seperti dikutip ANTARA, setelah menjalani pemeriksaan di kantor Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Senin, mengatakan, disposisi yang dia berikan itu tidak terlepas dari serangkaian proses yang terjadi di DPR.



"Saya sebagai Menhut memberikan disposisi setelah ada rekomendasi dari DPR," kata Kaban, menteri yang diperiksa KPK dalam kasus dugaan korupsi alih fungsi hutan lindung di Sumsel dengan tersangka mantan Ketua Komisi Komisi IV Yusuf E. Faisal.



Kaban mengatakan, pemberian rekomendasi oleh DPR juga telah didahului dengan serangkaian proses penelitian. Penelitian alih fungsi itu dilakukan oleh tim terpadu, gabungan praktisi dan akademisi yang kompeten dalam bidang kehutanan. "Pada prinsipnya Dephut melakukan semua sesuai prosedur yang ada," kata Kaban menambahkan.



Kaban juga mengaku menadatangani sejumlah dokumen rapat kerja antara Departemen Kehutanan dan Komisi IV DPR. "Di situ ada angka-angka, angka sekian miliar, sekian miliar," kata Kaban.
Menurut Kaban, proses alih fungsi hutan lindung di Sumatera Selatan untuk dijadikan pelabuhan Tanjung Apiapi sangat penting untuk pembangunan.



Kaban juga menjamin Dephut tidak menerima pemberian apapun dari pengusaha atau pihak manapun terkait proses alih fungsi tersebut.



Seperti diberitakan, dugaan korupsi alih fungsi hutan lindung di Sumatera Selatan menjadi Pelabuhan Tanjung Apiapi telah menjerat tiga orang sebagai tersangka. Mereka adalah mantan Ketua Komisi IV DPR Yusuf E. Faishal, anggota Komisi IV DPR Sarjan Tahir, dan pengusaha Chandra Antonio Tan.



KPK menduga telah terjadi pemberian uang sedikitnya Rp5 miliar kepada beberapa anggota DPR untuk memperlancar alih fungsi tersebut.



Dalam kasus itu, KPK juga sudah beberapa kali memeriksa mantan Gubernur Sumatera Selatan Syahrial Oesman. Dalam surat dakwaan terhadap anggota DPR Sarjan Tahir terungkap Syahrial menyetujui dan memerintahkan pemberian uang kepada sejumlah anggota DPR. (Antara/Joe)

Readmore ""

Minggu, 19 Oktober 2008

ENAKNYA JADI ARTIS CANTIK



JAKARTA-CRIMENEWS: Gadis cantik Sandra Dewi, lumayan lama tidak muncul di layar tivi usai Cinta Indah dan Saya Jameela. Maklum, sementara Sandra Dewi hanya bisa dilihat di tivi kabel. Penonton dan penggemarnya pun, tak hanya di Indonesia, tapi juga di negara tetangga.

Ia mengakui, dirinya suka peran yang saya mainkan di Cowok Cantik. "Tidak seperti peran saya 2 sinetron sebelumnya di Cinta Indah dan Saya Jameela," kata Sandra Dewi, belum lama ini, di Jakarta.

Si cantik kelahiran Bangka Belitung, 8 Agustus 1983, ini, harus berperan sebagai cowok bernama Andre dan cewek bernama Andrea sekaligus. "Sungguh, ternyata tidak mudah. Saya harus berganti peran dalam waktu yang singkat. Benar-benar menuntut konsentrasi," jelasnya.

Beruntung, cewek yang memulai debutnya di film Quickie Express dan meraih penghargaan sebagai artis pendatang baru terbaik di Indonesian Movie Award (IMA)2008 ini dibantu lawan main dan tim produksi yang solid. Mulai dari Ferry Adriansyah, Aulia Sarah dan Keith Foo. Belum lagi dari sutaradara dan tim lainnya. (Joe)

Readmore ""

REKANAN PERTAMINA AKAN DIPERIKSA

JAKARTA-CRIMENEWS: Penyidik Direktorat Tindak Pidana Korupsi Badan Mabes Reserse Kriminal (Tipikor Bareskrim) Mabes Polri segera memeriksa rekanan Pertamina dalam kasus dugaan korupsi impor minyak mentah jenis Zatapi.

Pemeriksaan rekanan pertamina ini, menurut Wakil Kepala Divisi Humas Polri Brigjen Pol Sulistyo Iskah, sebagai tindak lanjut dari penetapan empat pegawai Pertamina menjadi tersangka dalam kasus ini.

"Kan kemarin kita sudah periksa empat tersangka dari Pertamina. Sekarang giliran dari Gold Manor International Ltd (pemenang tender pengadaan minyak Zatapi)," katanya di Jakarta, Jumat (17/10).

Ia menjelaskan, pemeriksaan bertujuan untuk mendapatkan barang bukti pendukung penetapan para tersangka. "Saya harapkan bisa mengungkap kasus ini," katanya.

Sebelumnya, penyidik Tipikor Bareskrim Polri menggeledah Kantor Pusat Pertamina di Jalan Merdeka Timur, Jakarta. Pemeriksaan ini terkait dugaan korupsi dalam proses impor minyak mentah jenis Zatapi sebanyak 600 ribu barel senilai 54 juta dolar AS atau setara dengan Rp 524 miliar.

Dalam penggeledahan ini, polisi telah menyita sejumlah barang bukti. Selain itu, empat pegawai Pertamina juga telah ditetapkan sebagai tersangka.

Para tersangka adalah Vice President Perencanaan dan Pengelolaan Direktorat Pengelolaan Pertamina Chrisna Damayanto, mantan Direktur Pengolahan Pertamina Suroso Atmomartoyo serta Rinaldi dan Kairudin selaku panitia tender pengadaan minyak mentah Zatapi. (Joe)

Readmore ""

DIRUT PERTAMINA: PENGGELEDAHAN HARUS ADIL


JAKARTA-CRIMENEWS: Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Ari H Soemarno meminta proses hukum dalam kasus Zatapi, yaitu penggeledahan kantor PT Pertamina (Persero) oleh Tim Penyidik Tindak Pidana Korupsi Badan Reserse Kriminal (Tipikor Bareskrim) Mabes Polri di kantor pusat Pertamina dilakukan secara adil, wajar, dan fair.

"Saya akui ada penggeledahan. Kami tetap menghormati proses hukum yang saat ini sedang berjalan. Tapi saya harap berjalan secara adil dan wajar," kata Ari, kepada wartawan di Kantor Pusat Pertamina, Jalan Merdeka Timur 1A, Jakarta Pusat, Jumat (17/10).

Mengenai pengadaan minyak mentah jenis Zatapi sebanyak 600 ribu barel senilai 54 juta dolar AS atau setara dengan Rp 524 miliar oleh Pertamina, lanjutnya, memang tidak mengikuti prosedur. Namun ia memastikan, tidak ada kerugian yang dialami negara.

Ari melanjutkan, bahkan tender tersebut sudah dibahas dalam rapat umum pemegang saham (RUPS). "Komisaris Pertamina juga mengetahuinya," katanya.

Sebelumnya, Pertamina mengadakan proyek minyak mentah jenis Zatapi sebanyak 600 ribu barel senilai 54 juta dolar AS atau setara dengan Rp 524 miliar pada Februari 2008 lalu.

Dari hasil penyelidikan diketahui, tender ini diduga menyalahi prosedur, yakni tidak melalui proses uji kualitas minyak yang telah ditetapkan. Belakangan diketahui minyak tersebut tidak bisa diproses lebih lanjut di dalam negeri. (Joe)

Readmore ""