Senin, 29 September 2008

PERAMPOKAN BESAR-BESARAN TELAH DISIAPKAN


JAKARTA-CRIMENEWS: Aksi tersangka otak pelaku perampokan 18 tempat kejadian perkara (TKP), Liem Williem Singgih atau Wei Sing (52), terus diendus polisi. Rekan-rekan seperjuangan Wei Sing kini dalam pengejaran anggota reserse.

Kelompok Wei Sing ini, diyakini tidak segan-segan membunuh mati korban atau siapa saja yang mencoba menghalang-halangi aksinya. Ini terbukti dari setiap aksi berdarahnya, paling tidak satu nyawa manusia melayang.
Polisi kini berusaha menghentikan langkah kelompok Wei Sing, yang saat ini diperkirakan masih diawaki enam pentolan dari generasi penerusnya. Keenam orang ini, kini terus dimata-matai anggota reserse dan siap dicokok.
Wei Sing sendiri tewas setelah terlibat baku tembak dengan polisi ketika akan diringkus di Jalan Sido Luhur Nomor 31 Surabaya Utara, Jawa Timur, pada Sabtu (27/9) sekitar pukul 09.30.

Menurut Wakil Kepala Polda Jateng Brigadir Jenderal Pol Adang Rochjana saat didampingi Direktur Reserse Kriminal Polda Jateng Kombes Pol Dewa Parsana, Minggu (28/9), pihaknya sudah memetakan tempat persembunyian enam tersangka lain.

Sejauh ini, lanjutnya, tempat persembunyian keenam buronan itu secara pasti, masih belum bisa diungkapkan ke publik. Karena dikhawatirkan para buronan akan melarikan diri.

Adang mengingatkan kepada tersangka lainnya untuk segera menyerahkan diri kepada petugas kepolisian. "Daripada harus dilumpuhkan ketika dikejar oleh polisi lebih baik kan mereka menyerahkan diri," kata Adang.
Hingga kini, menurut Dewa Parsana, pelaku yang tergabung dalam komplotan perampok toko emas yang masih dalam pencarian adalah Mulyanto alias Pipik, Abdul Adib alias Dipo, Thomas Joko Prayitno, Yohanes Deny alias Didik, Eduard Agung alias Edo, dan Eko Abdul Goni.

Komplotan Wei Sing terakhir beraksi di Toko Emas Bintang Mas di Kranggan, Kota Semarang, yang menyebabkan tiga orang meninggal dengan kerugian sekitar Rp 30 miliar. Sebelumnya, komplotan ini telah merampok di 18 tempat lain yang tersebar di Wonogiri, Solo, Bandung, Demak, Bali, dan Semarang.

Dalam penggerebekan hingga tewasnya Wei Sing di Surabaya, polisi menemukan barang bukti antara lain senjata api jenis scorpion, magazen berikut 42 amunisi, tiga selongsong amunisi, sebuah granat manggis aktif, sebuah senjata api berbentuk pulpen, sebuah pisau lipat, 30 emas batangan (satu batangan seberat 500 gram), serbuk emas, dua buah peta Surabaya, dan timbangan emas digital.

Emas batangan yang ditemukan polisi tersebut, menurut Adang, merupakan hasil peleburan dari emas hasil perampokan tersangka di berbagai tempat.

Selain itu, juga didapati 15 buah telepon seluler berbagai merek dan 20 buah kartu perdana telepon seluler yang diduga akan digunakan tersangka untuk berkomunikasi.

Polisi juga mencurigai adanya perencanaan perampokan selanjutnya di Kota Surabaya. Kecurigaan polisi ini berdasarkan hasil temuansebuah peta Surabaya dengan beberapa lokasi yang telah dilingkari, yang diperkirakan sebagai sasaran perampokan berikutnya.

"Itu sepertinya sasaran-sasaran dia. Untuk itu, akan kami gali lebih lanjut bersama tim gabungan dari Mabes Polri," kata Adang. (Joe)

Readmore ""

OTAK 18 PERAMPOKAN TEWAS DITERJANG PELURU POLISI

JAKARTA-CRIMENEWS: Liem Williem Singgih alias Wie Sing (52), otak pelaku perampokan 18 tempat kejadian perkara (TKP), tewas diterjang peluru tim gabungan Kepolisian Daerah Jawa Tengah dan Kepolisian Wilayah Kota Besar Surabaya di Surabaya, Sabtu (27/9) pukul 09.30 WIB.

Aksi penangkapan Wei Sing ini diwarnai tembak menembak sekitar setengah jam. Suasana sempat mencekam di sekitar TKP. Namun, polisi yang sejak awal telah mengantisipasi berbagai kemungkinan yang timbul, termasuk kontak fisik senjata api, bisa melokalisir tersangka dan melumpuhkannya.

Kasus perampokan terakhir yang diotaki Wie Sing, adalah perampokan toko emas di Semarang, pada 4 Juni 2008 lalu.

Pada tanggal 4 Juni 2008 lalu, terjadi perampokan di Toko Mas Bintang Mas Kranggan, Semarang. Saat itu, tiga orang tewas ditembak komplotan perampok serta sejumlah perhiasan emas dan uang senilai Rp 30 miliar dibawa kabur. Diduga kuat pelaku perampokan adalah kelompok Wie Sing.

Saat penggerebekan, Sabtu pukul 09.00 WIB, menurut Kepala Bagian Operasional I Direktorat Reserse Kriminal Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Tengah (Jateng) Ajun Komisaris Besar Nelson P Purba, polisi mendatangi rumah kos Wie Sing, di Jalan Sidoluhur Nomor 31, Surabaya Utara, Jawa Timur.

Polisi kemudian memerintahkan yang bersangkutan keluar dan menyerahkan diri. Perintah polisi tidak diindahkan. Sekitar setengah jam kemudian, Wie Sing keluar. Namun, dia mencoba melawan petugas dengan menembak dan hampir meledakkan granat aktif yang memang disimpannya. "Petugas terpaksa menembaknya tujuh kali dan Wie Sing tewas seketika," kata Nelson.

Dalam penyergapan itu, lanjut Nelson, polisi menyita barang bukti berupa satu senjata api jenis Scorpion lengkap dengan magasin dan pelurunya, satu senjata api jenis pulpen, satu granat aktif, 30 peluru cadangan, dan 10 emas batangan.

Dua orang yang berada di lokasi kajdian, Rini (seorang perempuan berusia sekitar 30 tahun yang tinggal bersama Wie Sing) serta Aldi, anak Wie Sing, yang tinggal di kamar kos lain, saat ini diperiksa polisi sebagai saksi.
Aldi diduga pernah membantu Wie Sing secara tidak langsung dalam perampokan, yaitu dalam mengamankan mobil milik tersangka dan membantu menyimpan barang bukti.

Nelson menambahkan, polisi sudah menemukan 18 TKP perampokan di wilayah Jateng, Jatim, Jabar, dan Bali oleh komplotan Wie Sing.

Jenazah Wie Sing kemudian dibawa ke Rumah Sakit (RS) Dr Soetomo dan selanjutnya diotopsi di RS Bhayangkara, Surabaya. Setelah itu, jenazah diserahkan kepada keluarganya di Semarang, Jateng. (Joe)

Readmore ""