Kamis, 25 September 2008

POLISI MASIH GEMAR TEMBAK-TEMBAKAN

POLISI MASIH GEMAR TEMBAK-TEMBAKAN
JAKARTA (CRIMENEWS): Kepala Unit Reserse dan Intelijen (Kanit Resintel) Polsek Sukorejo, Kendal, Jateng, Aiptu Darnoto (48), Selasa (6/5) dini hari, bunuh diri dengan cara menembak keningnya menggunakan senjata revolver organik miliknya. Aksi bunuh diri yang dilakukan di ruang kerjanya sekitar pukul 03.00 WIB itu, diduga karena ketidaksiapan mentalnya menghadapi pemeriksaan dirinya oleh Satuan Profesi dan Pengamanan (Sat Propam), terkait kasus penganiayaan hingga tewasnya orang lain. Namun informasi lain menyebutkan, Darnoto nekat bunuh diri karena istrinya mengira ia memiliki wanita idaman lain (WIL). Seperti diungkapkan Yanto (42), istri Darnoto sempat marah-marah karena menduga Darnoto memiliki WIL. Terkait kasus dugaan penganiayaan hingga tewasnya orang lain, penyidik Satuan Propam telah menjadwalkan pemeriksaan terhadap Darnoto pada Selasa sekitar pukul 10.00 WIB di Polres Kendal. Namun tujuh jam sebelum pemeriksaan dilakukan, Darnoto memilih mengakhiri hidupnya dengan cara menembak kening kanan tembus ke kening kiri. "Dia stres karena akan disidang masalah kasus pasal 351 KUHP, yakni penganiayaan yang menyebabkan kematian orang lain," kata seorang anggota Polres Kendal yang tidak bersedia disebutkan identitasnya. Anggota itu menambahkan, Darnoto dilaporkan oleh keluarga korban kasus yang ditanganinya ke Satuan Propam, karena ia dinilai tidak menangani kasus sesuai prosedur yang ada. Berdasarkan laporan keluarga korban itu, lanjutnya, Satuan Propam menjadwalkan pemeriksaan pada Selasa pagi, dari pemeriksaan itu selanjutnya akan dilakukan sidang disiplin. Anggota lain menambahkan, Darnoto takut akan kehilangan jabatan atau dipindahtugaskan ke daerah terpencil. Padahal beberapa rekan seangkatannya juga telah memberikan nasihat kepada Darnoto agar bersedia diperiksa di Propam. Karena pemeriksaan ini belum tentu akan menghentikan karirnya. "Dia sepertinya trauma saat akan menjalani pemeriksaan. Beberapa hari ia nampak gelisah, padahal sudah dinasehati. Ia terlanjur takut, karena setiap yang diperiksa Propam selalu disalahkan dan dicopot dari jabatannya," katanya. Kapolres Kendal AKBP Naufal Yahya mengungkapkan, pihaknya belum bisa mengambil kesimpulan atau motif bunuh diri itu. "Tunggu saja hasil penyelidikan tim kami," kata Naufal. Pasca peristiwa bunuh diri tersebut, suasana Mapolsek Sukorejo sangat mencekam. Puluhan petugas dari Polsek maupun Polres Kendal terlihat sibuk mengidentifikasi lokasi kejadian. Saksi yang mengetahui kejadian itu tidak luput dari pemeriksaan. Kapolwiltabes Semarang Kombes Pol Masjudi ikut menyaksikan jalannya otopsi jenazah Darnoto di RS Bhayangkara Semarang. Menurut dia, otopsi dilakukan untuk mengetahui kemungkinan adanya unsur lain dalam peristiwa tersebut. Kepala Divisi (Kadiv) Humas Polri Irjen Pol Abubakar Nataprawira, membenarkan kondisi psikis Darnoto yang tidak stabil saat menghadapi pemeriksaan Propam. "Dari hasil penyelidikan, diduga korban stres dan nekad bunuh diri," katanya. Abubakar menambahkan, sesuai prosedur yang berlaku, jenazah Darnoto tetap diotopsi dan penyidik juga melakukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi. "Semua prosuder telah dilakukan penyidik, kita tunggu hasilnya," katanya. Kasus ini semakin menambah panjang daftar penyalahgunaan senjata api di kalangan korp berseragam coklat-coklat ini. Sebelumnya, Wakapolwiltabes Semarang AKBP Liliek Purwanto tewas setelah diberondong enam tembakan oleh anak buahnya, Briptu Hance, di ruang kerjanya, Rabu (14/3/2007) pagi. Hance sendiri akhirnya tewas di tangan anggota Reserse Mobil (Resmob) Polwiltabes setelah tidak mau menyerahkan diri dan justru melawan saat akan dilakukan penangkapan. Diduga perbuatan nekat itu dilakukan karena yang bersangkutan stres berat sesaat tahu akan dimutasi ke Polres Kendal. Kasus lain, seorang anggota Reserse Narkoba (Reskoba) Kepolisian Resor Kota (Polresta) Surabaya Utara, Briptu Deni Bagus Haryono (23), menembak istrinya, Novita Puspita (Vita), Senin (30/4/2007) malam. Aksi penembakan yang mengakibatkan sebuah peluru menembus dari pipi kiri hingga pipi kanan Vita itu, dipicu cemburu buta adanya short message service (SMS) mesra di handphone (HP) milik Deni. Penyalahgunaan senpi juga dialami Kasat Lantas Polres Merauke, Polda Papua, AKP Ronny Pasaribu, yang menembak mati mantan anggotanya, Briptu Nur Hidayat, di Kamar No 16 Hotel Asmat, Merauke, Selasa (22/5), sekitar pukul 09.30 WIT. Sesaat setelah menembak anggotanya yang juga mantan sopirnya ini, AKP Pasaribu kemudian bunuh diri dengan senjata yang sama. (***)

Readmore ""