Rabu, 08 April 2009

Ternyata Teman-Temanku Banyak yang Nyaleg

AWALNYA, aku gak percaya kalu temanku yang satu ini jadi calon anggota legislatif (caleg) pada Pemilu 9 April 2009 besok. Kesannya aneh. Kok aneh? Ya gimana gak aneh, aku kan lama berteman sama dia, jadi aku tahu bagaimana pola pikirnya, tingkah lakunya dan juga style-nya.


Tapi itu bukan sebuah pembenaran atas kesangsian diriku atas kemampuannya. Mungkin dia berubah setelah nyaleg. Ya setidaknya, menjadi lebih baiklah. Gak kaayak dulu lagi. Dan yang bikin aneh lagi, dia bisa jadi caleg pada nomor urut sepuluh besar dari partai besar lagi. Daerah pemilihannnya (dapil)nya, juga keren. Di kota-kota besar di Jawa Timur.

Itulah perjuangan, katanya padaku. Gimana gak perjuangan, karena dia tidak peduli terpilih atau tidak. Dia juga tidak peduli, apakah ada yang nyontreng namaanya atau tidak. karena ia sadar, ia tidak mengenal konstituennya dan konstituennya juga tidak mengenal dirinya.

Kok aneh? Sebenarnya, itu bukan hal yang aneh. Biasa saja, karena banyak sekali kondisi seperti itu. Dan waktu keanehan itu aku tanyakan ke dia, dia enteng saja menjawab, "Aku kan gak tinggal di dapilku, jarak dapil sama tempat tinggalku juga lumayan jauh, 255 kilomeeter. Wajar kan kalu merek agak kenal aku dan aku jug agak kenal mereka.."

Nah lo, kalo gini, siapa yang gila?

Kisah temenku ini, jadi mengingatkan masa awal reformasi. Waktu itu gampang banget jadi anggota DPR RI, DPRD dan sejenisnya. Satu yang aku kenal, dan juga dikenal semua warga kampungku. Dia awalnya cuma seorang tukang sapu di sebuah pompa bensin swasta. Kalo gak salah lulusan SMA. Tiba-tiba jadi anggota DPRD. wah, ini asyik.
Pasti akan banyak yang menanyakan bagaimana tingkahnya setelah jadi DPR? Iya kan? Kalau soal itu, gak usah kita garap. Itu bukan kewenangan kita. Yang pasti, dia sering muncul di TV lokal dan gayanya selalu sama, dia dengan tampang garangnya berada di belakang nara sumber yang sedang diwawancarai.
(joe)

Readmore ""

Menunggu "Serangan Fajar" Pemilu

NAMANYA juga usaha. Jadi aku sekarang juga usaha. Gak tanggung-tanggung, usahaku sederhana saja, memanfaatkan visi misi para calon anggota legislatif (caleg) yang pingin menang pemilu dan bersedia main-main untuk memenangkan usahanya. Jadi klop kan. Caleg lagi berusaha memenangkan usahanya. Aku juga berusaha mendapatkan usahaku.

Apa sih yang dilakukan caleg di jam-jam sangat mendesak pencontrengan seperti ini? Macem-macemlah, ada yang sekedar mampir ke rumah warga, berhaha hihi, ketawa ketiwi sambil ngobrol di warung makan atau warung kopi. Tapi sebenarnya tujuannya hanya satu, contrenglah namaku pada pemilu ini.

Tapi bukan hanya itu yang kini dilakukan para caleg. Terutama besok pagi. Diyakini, pada jam-jam rawan, seperti habis sholat Shubuh pada hari Kamis tanggal 9 April 2009, akan ada "serangan fajar". Ini bukan serangan fajar seperti yang di sejarah lho. Ini serangan fajar pake tanda kutip.

Tim sukses para caleg nakal ini, biasanya akan mengetok pintu rumah-rumah warga yang sebagian besar masih tutupan karena dinginnya udara pagi. Mereka tanpa banyak bicara, tanpa banyak cing cong dan tanpa basa basi, langsung menyodorkan bungkusan atau amplop. Isinya? Kalo bungkusan, biasanya sembako. Tapi kalau amplop, jelas uang. Kalimat yang mereka sampaikan hanya singkat. "Ingat ya, contreng partai ini dan nomor caleg ini atas nama ini... Jangan yang lain,"

Itu saja. Setelah itu, tim kecil yang tersebar ini akan melanjutkan kisah door to door-nya dan dengan polaa serta gaya yang sama. Seperti sudah diprogram. Inilah yang sedang saya tunggu-tunggu.
(joe)

Readmore ""